Masih Ada Potensi Penguatan Rupiah Jelang Akhir Pekan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sentimen eksternal diyakini akan menjadi penentu nasib rupiah pada perdagangan jelang akhir pekan. Salah satu yang dinantikan adalah rilis data ekonomi inflasi Amerika Serikat (AS).

Analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan nasib rupiah akan ditentukan oleh dua hal. Pertama, pergerakan harga minyak dunia, apakah kembali berada dalam tren penurunan, atau kembali bergerak menguat.

“Kedua, pelaku pasar juga akan menanti rilis data inflasi AS untuk bulan Februari. Angka inflasi di bulan Februari akan kembali mengalami kenaikan,” kata Faisyal kepada Kontan.co.id, Kamis (10/3).


Baca Juga: Wall Street Jatuh, Data Inflasi Memperkuat Taruhan Kenaikan Suku Bunga

Menurut dia, jika data tersebut ternyata lebih tinggi dari perkiraan pasar, maka bisa menjadi katalis negatif bagi rupiah. Pasalnya, akan memicu ekspektasi pasar terkait kenaikan suku bunga acuan pada pekan depan. Terlebih jika harga minyak dunia kembali meningkat yang akan mendorong inflasi lebih tinggi lagi.

Senior Economist Samuel Sekuritas Fikri C Permana mengatakan, pada perdagangan hari ini, pasar akan fokus pada rilis data inflasi AS. Adapun, konsensus pasar memproyeksikan data inflasi akan naik 0,8% secara bulanan dari posisi bulan Januari. Sementara secara year on year, inflasi diproyeksikan akan naik 7,8%. 

“Jika ternyata data yang keluar lebih tinggi dari perkiraan pasar, ini akan menjadi sentimen negatif untuk rupiah. Pasalnya, akan ada ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang lebih agresif di bulan-bulan berikutnya,” ujar Fikri ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (10/3).

Baca Juga: Aset Berisiko Kembali Dilirik, Rupiah Menguat 0,46%

Fikri optimistis rupiah masih berpeluang menguat terbatas pada perdagangan hari ini. Hal ini didukung oleh meredanya kekhawatiran di emerging markets yang tercermin dari turunnya persepsi risiko di Indonesia, yield acuan 10 tahun yang turun dari 6,9% menjadi 6,7%, serta net inflow yang terjadi di pasar saham.

Fikri memproyeksikan, rupiah akan bergerak pada rentang Rp 14.170 per dolar AS-Rp 14.370 per dolar AS untuk perdagangan Jumat. Faisyal memperkirakan, rupiah akan berada di kisaran Rp 14.220 per dolar AS-Rp 14.360 per dolar AS.

Adapun, pada Kamis (10/3), kurs rupiah di pasar spot ditutup menguat 0,46% ke level Rp 14.276 per dolar AS. Sementara di kurs referensi Jisdor Bank Indonesia (BI), mata uang Garuda ini ditutup di level Rp 14.298 per dolar AS atau menguat 0,51%.

Baca Juga: IHSG Menguat 0,87% Pada Kamis (10/3), Asing Masih Mencatat Net Buy

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati