Masih Ada Potensi Surplus Neraca Dagang Hingga US$ 5 Miliar di Awal Tahun 2023



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca perdagangan barang Indonesia berpotensi tetap mencetak surplus pada awal tahun 2023, setelah, neraca perdagangan Indonesia berada dalam tren surplus sejak Mei 2020 hingga Desember 2022. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan, surplus neraca perdagangan pada awal tahun 2023 berada di kisaran US$ 2 miliar hingga US$ 5 miliar. 

David mengatakan, surplus ini didorong oleh harga komoditas ekspor utama Indonesia yang masih tinggi, meski mulai normalisasi. 


Baca Juga: Sejumlah Hal Ini akan Pengaruhi Kinerja Perdagangan Indonesia pada 2023

"Harga batubara masih tinggi. Berarti, neraca perdagangan masih berpeluang surplus," terang David kepada Kontan.co.id, Senin (16/1). 

Selain karena ekspor yang masih ngegas, David melihat harga minyak yang menjadi salah satu komoditas impor Indonesia akan menurun. 

Meski begitu, pada awal tahun 2022 David meyakini kinerja impor akan meningkat lebih cepat, terutama impor barang konsumsi, bahan baku, dan barang antara. 

Ini seiring dengan adanya perayaan Imlek dan momentum jelang bulan Ramadan dan Idul Fitri. 

Baca Juga: Pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Kerek Impor Kereta dan Bagiannya Hingga 600%

"Lebaran pada April 2023. Sehingga, banyak pengusaha mulai menumpuk persediaan. Menjelang Lebaran akan naik lagi," tambahnya. 

Langkah penumpukan persediaan ini juga dilakukan oleh para pengusaha, seiring dengan nilai tukar rupiah yang menguat akhir-akhir ini. Sehingga, ini akan mengurangi beban yang harus dibayar pengusaha. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli