JAKARTA. Tahun depan, industri perbankan diprediksi bakal membaik. Tapi, para bankir menyatakan akan tetap meningkatkan rasio pencadangan (provisi) karena sederet risiko tetap membayangi rapor kinerja perbankan. Gambaran saja, rasio provisi perbankan tercatat sebesar 106,5% atau menanjak 569 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) atau setara Rp 139,2 triliun per akhir September 2016. Kenaikan pencadangan seiring rasio kredit bermasalah (NPL) yang meningkat 39 bps menjadi 3,1% pada periode sama. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pencadangan paling tinggi dilakukan bank besar atau kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dengan rasio provisi 152,93% per September. Rasio provisi bank BUMN sebesar 135,14%, disusul bank asing sebesar 123,53%.
Masih ada risiko, bank pupuk pencadangan di 2017
JAKARTA. Tahun depan, industri perbankan diprediksi bakal membaik. Tapi, para bankir menyatakan akan tetap meningkatkan rasio pencadangan (provisi) karena sederet risiko tetap membayangi rapor kinerja perbankan. Gambaran saja, rasio provisi perbankan tercatat sebesar 106,5% atau menanjak 569 basis poin (bps) secara tahunan (yoy) atau setara Rp 139,2 triliun per akhir September 2016. Kenaikan pencadangan seiring rasio kredit bermasalah (NPL) yang meningkat 39 bps menjadi 3,1% pada periode sama. Mengutip data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pencadangan paling tinggi dilakukan bank besar atau kategori bank umum kegiatan usaha (BUKU) IV dengan rasio provisi 152,93% per September. Rasio provisi bank BUMN sebesar 135,14%, disusul bank asing sebesar 123,53%.