Masih Ada Tantangan Suku Bunga, Ini Rekomendasi Saham Properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Okupansi ruang ritel stagnan di semester I 2023. Konsultan real estate dan properti, Knight Frank Indonesia, mencatatkan okupansi ruang ritel saat ini berada di kisaran 78,84% atau relatif sama dengan tingkat okupansi di tahun 2022 lalu.

Meskipun tingkat okupansi masih cenderung stagnan, tetapi harga sewa ruang ritel di Jakarta tercatat naik 3,8% secara tahunan. Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, mengatakan ritel sewa memiliki performa yang lebih baik dibandingkan ritel strata di Jakarta saat ini. 

"Kemampuan adaptasi ritel sewa terlihat lebih cepat dan mampu memenuhi level of requirement dari kebutuhan konsumen saat ini," ujar dia dalam siaran pers, Kamis (7/9).


Baca Juga: Properti Ritel Stabil, Prospek Emiten Masih Positif Hingga Tutup Tahun

Senior Investment Information Mirae Aset Sekuritas Indonesia Nafan Aji Gusta mengatakan, peningkatan harga sewa di tengah okupansi yang stabil tetap bisa meningkatkan recurring income untuk emiten properti.

“Hal itu pun tercermin dari kenaikan kinerja sejumlah emiten properti di semester I 2023, khususnya dari ritel,” ujar Nafan kepada Kontan.co.id, Jumat (8/9).

Menurut Nafan, kinerja emiten properti di semester II 2023 akan positif karena terbantu geliat pusat niaga dan kawasan komersial.

“Meningkatnya mobilitas penduduk terus dan konsumsi domestik akan meningkatkan okupansi ruang ritel di semester II ini,” ungkap dia.

Baca Juga: Kinerja Sektor Properti Bakal Positif di Semester II 2023, Ini Sentimennya

Meskipun begitu, Nafan melihat ada perubahan harga saham emiten sektor properti yang menyebabkan harganya masih bergerak datar.

Hal tersebut disebabkan oleh dinamika kebijakan moneter The Fed yang kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan sekali lagi. 

Kenaikan Fed Rate paling lambat akan terjadi di bulan Desember 2023. Investor juga tengah menunggu penetapan September Dot Plot dari The Fed. Isu terkait Fed Rate pun berefek pada koreksi kinerja saham emiten sektor properti. 

“Sebab, suku bunga tinggi akan meningkatkan bunga sewa properti dan mempengaruhi langsung recurring income emiten properti,” ungkapnya.

Nafan merekomendasikan accumulate untuk BSDE dengan target harga Rp 1.235 per saham, CTRA dengan target harga Rp 1.185 per saham, SMRA dengan target harga Rp 670 per saham, dan PWON dengan target Rp 474 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati