KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai beberapa asumsi makro yang dipatok pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2019 tidak realistis. Terutama, pada asumsi pertumbuhan ekonomi dan kurs rupiah. David menilai, asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5,4%-5,8% terlalu tinggi. Sebab di tahun depan, tekanan dari eksternal semakin berat. Terutama, adanya kelanjutan kenaikan bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Hal ini akan membuat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) kemungkinan akan berlanjut.
Masih banyak ketidakpastian, pertumbuhan 2019 dinilai terlalu tinggi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual menilai beberapa asumsi makro yang dipatok pemerintah dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2019 tidak realistis. Terutama, pada asumsi pertumbuhan ekonomi dan kurs rupiah. David menilai, asumsi pertumbuhan ekonomi yang dipatok sebesar 5,4%-5,8% terlalu tinggi. Sebab di tahun depan, tekanan dari eksternal semakin berat. Terutama, adanya kelanjutan kenaikan bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (AS). Hal ini akan membuat kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7-day Reverse Repo Rate) kemungkinan akan berlanjut.