Masih banyak proyek infrastruktur, asuransi penjaminan diramalkan tumbuh positif



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Asuransi penjaminan mengalami pertumbuhan positif pada tahun 2018. Pertumbuhan positif ini sejalan dengan peningkatan jumlah Proyek Strategi Nasionl (PSN) yang selesai hingga akhir tahun 2018.

Direktur Eksekutif Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dody AS Dolimuthe mengatakan, bahwa asuransi penjaminan tumbuh 8,8% secara year on year (yoy). Di tahun 2018 pemerintah telah merampung 13 PSN yang bernilai Rp 141,40 trilliun.

“Kami melihat dari pertumbuhan infrastruktur yang dikaver oleh produk asuransi penjaminan. Melalui asuransi ini akan memberikan jaminan kepada pemilik proyek,” kata Dody di Jakarta, beberapa waktu lalu.


Menurutnya, asuransi penjaminan di tahun ini akan meningkat seiring proyek yang tengah diselesaikan pemerintah. Diketahui, pada tahun 2019 pemerintah menargetkan akan merampungkan 25 PSN lain yang akan meningkatknya nilai proyek yang selesai menjadi Rp 260,30 triliun.

Sayangnya, Dody tidak bisa memproyeksi pertumbuhan bisnis asuransi penjaminan. Yang jelas, industri bisa meraih pertumbuhan minimal di angka 10% pada tahun 2019.

Asuransi penjaminan atau suretybond merupakan perjanjian antara perusahaan asuransi, kontraktor untuk menjamin pemilik proyek. Tujuannya adalah menjamin kepastian dan kepercayaan masing-masing pihak, sebagai upaya mengkover risiko kerugian.

Direktur PT Asuransi Central Asia (ACA) Debbie Wijaya mengatakan, produk asuransi suretybond telah berkontribusi 3% dari total premi perusahaan pada tahun lalu, yakni sebesar Rp 111 miliar. Dengan pencapaian tersebut, ACA tidak punya strategi khusus untuk menggenjot lini bisnis asuransi penjaminan di tahun ini.

“Tidak ada strategi khusus karena kami adalah salah satu perusahaan asuransi yang diizinkan menjual produk ini. Kami akan fokus melayani jaringan bisnsi nasabah-nasabah kami,” ungkapnya.

Sementara PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) atau Jasindo telah menyiapkan startegi khusus untuk menaikan lini bisnis ini, salah satunya dengan mengeluarkan produk baru. Direktur Operasi Ritel Jasindo Sahata L. Tobing mengatakan, akan mengembangkan bisnis ketahanan pangan dan kesehatan, yang diperkirakan meluncur pada semester I 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi