KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Jasnita Telekomindo Tbk (
JAST) menuturkan bahwa nilai kerugian yang tercatat di semester I 2023 masih bisa menurun usai konsolidasi. Direktur Utama JAST Yentoro menjelaskan laporan keuangan Juni 2023 dikonsolidasikan dengan PH1 Innovax Call Center, sehingga penjualan PH1 dan anak usaha belum masuk di laporan Juni 2023. "Tentunya jika telah dikonsol, kerugian akan menurun dibanding tahun sebelumnya. Direncanakan akan dilakukan
restatement laporan keuangan dalam waktu dekat," jelas Yentoro kepada Kontan, Selasa (8/8).
Baca Juga: Semester I-2023, Jasnita Telekomindo (JAST) Masih Catatkan Kerugian Rp 10,56 Miliar Sebagai informasi, pada semester I 2023 ini, JAST mencetak kerugian yang membengkak sebesar 23,3% di angka Rp10,57 miliar. Pada semester I 2022, JAST mencatatkan rugi sebesar Rp 8,56 miliar. Sementara itu, pos pendapatan JAST mengalami kenaikan 138,17%, dari sebelumnya Rp 33,45 miliar di semester I 2022 menjadi Rp 79,67 miliar. Menghadapi hal ini JAST telah memiliki tiga strategi untuk menurunkan kerugian atau membalikkan kerugian menjadi untung di akhir 2023. Yentoro menyebutkan, strategi pertama yang diambil adalah meningkatkan target net profit margin sebesar 20%. Hal ini dilakukan untuk mengatasi kerugian dan memulihkan kesehatan keuangan. "JAST akan mengadopsi pendekatan yang proaktif dengan menetapkan target peningkatan Net Profit Margin sebesar 20% di akhir tahun. Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam meningkatkan kinerja penjualan dan pendapatan," jelasnya. Strategi kedua, ekspansi pasar ke Asia. JAST menilai langkah ini mencerminkan komitmen perusahaan dalam meraih pangsa pasar yang lebih luas. Dengan masuk ke pasar Asia melalui anak usaha yaitu PH1, JAST dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan yang signifikan di wilayah tersebut. "Ekspansi ini mungkin melibatkan anak usaha JAST yang berada di singapura dan Malaysia yaitu PH1 yang bekerja sama dengan mitra lokal, dan penyesuaian strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan pasar Asia," paparnya. Strategi ketiga, pihaknya akan melakukan pengembangan produk di bidang AI. JAST akan terus meningkatkan portofolio produk di bidang kecerdasan buatan (AI) dalam melengkapi layanan lainnya yang sudah
existing. Ia menyebutkan, pengembangan produk-produk baru yang inovatif dan relevan dengan perkembangan teknologi AI akan membantu JAST tetap kompetitif dan relevan di pasar yang terus berkembang pesat. Hingga akhir tahun 2023, JAST memiliki harapan untuk mencapai peningkatan kinerja yang signifikan dengan meningkatkan beberapa indikator kunci tersebut.
"Perusahaan berupaya untuk mengambil langkah-langkah strategis guna meraih tujuan tersebut. Dua aspek utama yang menjadi fokus adalah meningkatkan net profit margin hingga 20% dan melakukan ekspansi pasar ke wilayah Asia, sambil terus meningkatkan portofolio produk di bidang kecerdasan buatan (AI)," urainya.
Lebih lanjut, JAST menyebutkan hingga semester I 2023 telah merealisasikan dana capex senilai Rp1,80 miliar. Pihaknya tidak beberkan nilai total alokasi capex tahun ini, Yentoro menyebutkan nilainya kecil. Namun demikian, serapan capex tersebut digunakan untuk pengadaan server dan perangkat keras (hardware) yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja operasional perusahaan. "Penggunaan capex ini merupakan bagian dari strategi investasi perusahaan dalam memperkuat infrastruktur teknologinya. Dengan membeli dan mengimplementasikan server dan perangkat keras yang canggih, perusahaan berharap dapat memberikan dukungan yang lebih baik terhadap kegiatan operasional sehari-hari," tandasnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .