KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Wijaya Karya Persero Tbk (
WIKA) mendapatkan laba sebesar Rp 324,4 miliar pada semester I-2020. Laba WIKA menurun 68,0% dibandingkan dengan laba semester I-2019. Penyebabnya adalah banyaknya proyek pembangunan yang diundur akibat pandemi. Penundaan ini juga berdampak pada perolehan kontrak bari WIKA, yang turun hingga 77,6% dibandingkan dengan bulan Juni 2019.
Pendapatan WIKA pada semester I-2020 sebesar Rp 7,13 triliun, turun 37% dibandingkan dengan semester I-2019. Segmen infrastruktur dan gedung sebagai kontributor pendapatan terbesar WIKA mengalami penurunan sebesar 38,2% jika dibandingkan dengan semester I-2020. Selanjutnya secara berturut-turut segmen industri, energi dan
industri plant, serta properti masing-masing mengalami penurunan 15,99%, 47,45% dan 52,5%. Sepanjang semester I-2020, WIKA sudah mendapatkan nilai kontrak baru sebesar Rp 3,4 triliun. Ini setara dengan 15,9% dari target pencapaian kontrak baru pada 2020, sebesar Rp 21,4 triliun. Dalam rancangan target kontrak baru tersebut, WIKA masih akan mengincar proyek BUMN dan pemerintah dalam portofolionya, dengan proporsi 44,79% dan 27,30%.
Selain dalam negeri, WIKA mulai menyasar pasar luar negeri. Hal tersebut bisa dilihat dengan target kontrak baru pada tahun 2020 sebesar 5,31% dari total kontrak baru 2020 berasal dari luar negeri. Beberapa proyek WIKA di luar negeri seperti pembangunan Arch Bridge sepanjang 104 meter di Filipina, Yangon Railway Upgrading dan Yangon Mandalay Circular Improvement di Myanmar, dan Soibada Bridge di Timor Leste. Utang WIKA pada semester I meningkat 4,8% menjadi Rp 43,9 triliun, dengan utang jangka pendek sebesar Rp 38,7 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rp 5,1 triliun. Utang dibanding dengan ekuitas WIKA sebesar 2,70 kali. Utang yang dibandingkan dengan aset WIKA sebesar 0,73 kali.
Bisa dilihat dalam
chart, saham WIKA sudah
breakout dari garis
moving average dan diikuti dengan peningkatan volume yang besar. Ini menjadi sinyal untuk terjadi peningkatan harga.
Saham WIKA memiliki fundamental yang baik. Dilihat dari profitabilitasnya yang stabil. Namun secara valuasi menggunakan PBV, jika dibandingkan dengan saham konstruksi lainnya, harga WIKA bisa dibilang cukup mahal. Jadi EM Trade memilih WIKA untuk
trading, karena secara teknikal sudah
breakout dari
moving average dan diikuti dengan volume yang meningkat secara signifikan. EM Trade telah membeli saham WIKA untuk
swing trading pada tanggal 18 Agustus 2020 dengan pertimbangan
breakout moving average. Saat ini EM Trade sudah
profit 4%. Bagi yang sudah memiliki saham WIKA masih bisa
hold. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Harris Hadinata