KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hampir seluruh aset kripto turun dalam hingga menyentuh zona terendahnya dalam beberapa tahun terakhir pada pekan lalu. Harga Bitcoin (BTC) pada Minggu (19/6) sempat menyentuh zona terendahnya sejak tahun 2017, yakni di zona psikologis US$ 17.000. Bahkan, kapitalisasi pasar Bitcoin sempat turun hingga mencapai US$ 337,97 miliar. Walaupun, saat ini Bitcoin sudah kembali ke zona psikologisnya di US$ 20.000. Menurut riset dari Luno dan Arcane Research, pasar kripto hingga kini masih dalam kondisi yang labil karena kondisi makroekonomi global yang terus berubah.
"Kami dapat melihat harga Bitcoin masih berpotensi mengalami penurunan dalam kurun beberapa waktu ke depan," kata Jay Jayawijayaningtiyas, Country Manager Luno di Indonesia dalam laporan, Kamis (23/6).
Baca Juga: Nasihat Robert Kiyosaki Soal Investasi Terbaik di Saat Resesi Ekonomi Menurut Jay, beberapa kripto alternatif (alternate coin/altcoin) mulai bertumbuh pesat pada perdagangan pekan lalu atau setelah koreksi besar pada pekan lalu. Dia menambahkan, beberapa altcoin kecil mengalami pemulihan harga tertinggi dibandingkan pemulihan pasar. "Bahkan ada yang rebound hingga 51%. Indeks small cap kripto yang menunjukkan kinerja terbaik di Juni kembali menguat terlepas kondisi pasar di minggu lalu," ucap Jay. Meskipun sempat jatuh sebesar 27%, indeks kapitalisasi kecil mencatatkan kinerja terbaik di bulan Juni usai pulih dengan kuat sejak penurunan pasar pekan lalu. Kinerja Bitcoin justru lebih buruk dibandingkan indeks-indeks lain di bulan Juni, dengan penurunan sebesar 35%.
Baca Juga: Respons Positif Pelaku Industri Blockchain Atas Arahan Pemerintah soal Metaverse Kinerja baik indeks kapitalisasi kecil dibandingkan dengan Bitcoin menyebabkan dominasi Bitcoin menurun sebesar 1,5%. Bahkan, dominasi Ethereum (ETH) juga mengalami penurunan sejak Mei 2022 hingga perdagangan pekan lalu. Dominasi ETH telah turun dari sebelumnya sebesar 19,5% menjadi 15%, akibat kinerja ETH yang lebih buruk dibandingkan kinerja pasar secara keseluruhan. Di sisi lain, situasi di pasar kripto sedang kacau akibat dari kebangkrutan banyak pelaku-pelaku pasar dan pasar menyadari bahwa akan ada lebih banyak pemain pasar yang berpotensi mengalami hal serupa. Kekacauan di pasar kripto tercermin pada indeks Fear and Greed yang kini telah berada di zona
extreme fear selama dua bulan berturut-turut. Hal ini belum pernah terjadi sepanjang sejarah indeks. Sedangkan dari volume spot mingguan Bitcoin, kini berada di angka US$ 7,8 miliar atau sekitar Rp 115 triliun, hampir menyentuh level tertingginya dalam setahun terakhir. Volatilitas Bitcoin akhir-akhir ini meningkat pesat dan volume spot ikut meningkat pada hari-hari dimana fluktuasi Bitcoin naik tajam.
Baca Juga: Harga Bitcoin Hari Ini (23/6) Turun Lagi, Analis Peringatkan Penurunan Makin Dalam Perbedaan volume setiap harinya juga mengalami peningkatan, dimana hari-hari dengan fluktuasi tinggi akan mengalami peningkatan volume hingga hampir ke atas US$ 10 miliar atau sekitar Rp 148 triliun dibandingkan hari-hari lain yang hanya mencatatkan volume di kisaran US$ 5-6 miliar atau sekitar Rp 74-88 triliun.
Kenaikan volatilitas Bitcoin akhir-akhir ini telah menyebabkan kenaikan yang substansial pada harga
option, karena para investor kini semakin beralih untuk melindungi aset mereka. Kisaran harga US$ 20.000 atau dapat disebut sebagai zona psikologisnya saat ini masih menjadi level
support penting yang perlu diperhatikan bagi para investor. Selain itu, Bitcoin kini dipertukarkan di bawah rata-rata 200 mingguan untuk kedua kalinya sepanjang sejarah Bitcoin. Peristiwa ini terakhir kali terjadi pada tanggal 12 Maret 2020. Jika harga berhasil naik ke atas rata-rata 200 mingguan pada pekan ini atau dalam beberapa hari ke depan, maka hal ini akan memberi sinyal positif dan bisa mengindikasikan bahwa pasar telah mencapai titik terendahnya (
bottom). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati