Masih dalam tren bearish di semester II, harga batubara menanti sinyal perang dagang



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pergerakan harga batubara sepanjang enam bulan pertama di 2019 cenderung lesu. Mengacu data Bloomberg, harga batubara ICE Futures untuk kontrak pengiriman Agustus 2019 anjlok sebanyak 28,10%. Hingga Jumat (28/6) harga batubara berada di level US$ 68,85 per metrik ton.

Analis PT Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar mengatakan, sepanjang semester I-2019 pergerakan harga batubara masih bearish. Salah satu penyebabnya, sengketa perang dagang antara AS dengan China. Ditambah lagi, hampir di negara-negara Eropa sudah mengalihkan penggunaan energi batubara ke energi terbarukan dan juga gas alam.

Pengalihan sumber tenaga baru membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga Deddy menilai tren harga batubara akan tertekan dalam jangka panjang. Selain itu, konsumsi batubara sudah turun sekitar 27% akibat aturan pembatasan penggunaan batubara. 


"Kita harus melihat seperti apa dampak negosiasi perang dagang AS dan China, meskipun kami tidak melihat ada sinyal positif," jelas Deddy, Selasa (2/7).

Apalagi, Trump juga melontarkan pernyataan bahwa negosiasi perang dagang AS dan China harus lebih banyak memberikan keuntungan bagi Negeri Paman Sam tersebut. Di sisi lain, supply dan demand batubara terus digenjot, di saat China tengah membatasi impor batubara, Australia dan Indonesia terus memproduksi batubara.

Meskipun produksi batubara Indonesia tidak sebesar Australia, namun dapat dipastikan ada kecenderungan over supply batubara di semester II-2019. 

Namun, Deddy optimistis di semester II-2019 harga batubara akan lebih baik dibandingkan semester I-2019. Hal ini didukung masih tingginya kebutuhan batubara di kawasan Asia. 

"Asalkan ada sinyal positif dari perang dagang AS dan China, harga batubara semester II-2019 memungkinkan berada di kisaran US$ 70 per metrik ton hingga US$ 75 per metrik ton," ungkapnya. 

Namun, Deddy merekomendasikan investor untuk hold saat ini. Mengingat, harga batubara masih berada dalam tren bearish, kalaupun ada peluang rebound dari sisi teknikal, namun itu belum cukup untuk membawa harga batubara ke zona bullish. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi