Masih dibayangi katalis negatif, tren harga batubara belum akan membaik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komoditas batubara menjadi salah satu komoditas energi yang kinerjanya kurang memuaskan. Merujuk Bloomberg, harga batubara di ICE Futures kontrak pengiriman Agustus pada 31 Juli berada di level US$ 52,70 per ton. Secara year to date, harga batubara turun 26,91%.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menyebut, sentimen utama penggerak harga batubara pada tahun ini adalah pandemi virus corona. Pasalnya, dengan persebaran virus ini, dua negara pengimpor batubara terbesar, China dan India langsung menutup keran impornya seiring adanya kebijakan lockdown.

"Tak ayal, permintaan pun mengalami penurunan drastis, sementara pasokan tidak surut. Pada akhirnya batubara mengalami oversupply dan membuat harganya turun cukup dalam," ujar Ibrahim kepada Kontan.co.id, Sabtu (1/8).


Baca Juga: Kenaikan harga gas alam masih terbatas

Sementara memasuki semester dua, di saat harga komoditas energi mulai cenderung naik, harga batubara justru masih fluktuatif. Selama sebulan terakhir, harga batubara tercatat masih turun 1,31%.

Ke depan, Ibrahim melihat fundamental batubara belum akan membaik. Selain pandemi yang masih membayangi, periode musim hujan di beberapa negara belum akan memulihkan permintaan batubara dalam waktu dekat. Selain itu, ketegangan antara China dan Australia disebut Ibrahim juga masih menjadi sentimen pemberat.

"Berbeda dengan komoditas lain yang tengah naik seiring optimisme pemulihan ekonomi, batubara tidak mengalami kondisi serupa. Pasalnya, masing-masing negara akhirnya memfokuskan produksi dalam negeri imbas dari keterbatasan ekspor-impor, sehingga harganya pun belum akan membaik," kata Ibrahim.

Baca Juga: Pasar tak stabil, Adaro Energy (ADRO) resmi menurunkan produksi batubara 10%

Ibrahim melihat sentimen positif bagi batubara kemungkinan baru akan datang pada periode Oktober hingga akhir tahun. Periode memasuki musim dingin tersebut akan membuat harga gas alam naik. Kenaikan harga gas alam inilah yang akan jadi pemantik kenaikan harga batubara.

Hanya saja, Ibrahim memperkirakan kenaikan harga batubara tidak akan sebesar tahun-tahun sebelumnya. "Jadi besar kemungkinan harga batubara hanya akanĀ  berada di sekitar level US$ 60 per pada akhir tahun nanti. Melihat kondisi saat ini, harga tersebut merupakan hal yang wajar," pungkas Ibrahim.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati