JAKARTA. Rupiah menuju pelemahan untuk minggu keempat pada pekan ini. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.59 wib, rupiah melemah 0,19% menjadi 11.728 dari posisi kemarin 11.705, yang merupakan level terendah sejak 31 Maret 2009. Jika dihitung pelemahan rupiah di pasar spot sudah melemah 0,8% di sepanjang pekan ini.Di pasar off shore, nilai tukar rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 1,3% pada minggu ini. Namun, pada hari ini, kontrak rupiah di pasar NDF menguat 0,1% menjadi 11.620 atau 0,8% lebih perkasa ketimbang nilai tukar rupiah di pasar spot. Sentimen tapering the Federal Reserve masih menjadi isu besar yang memperlemah posisi rupiah. Banyak investor yang berspekulasi, the Fed akan segera melakukan tapering seiring membaiknya data ekonomi AS. "Adanya sinyal bahwa the Fed akan memangkas stimulus lebih cepat dari prediksi menyebabkan aset-aset berisiko tertekan. Termasuk di antaranya rupiah," jelas Rully Nova, currency analyst PT Bank Himpunan Saudara 1906 di Jakarta. Dia menambahkan, secara fundamental, posisi Indonesia cukup rentan karena neraca perdaganga yang lemah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Masih lunglai, rupiah menuju pelemahan mingguan
JAKARTA. Rupiah menuju pelemahan untuk minggu keempat pada pekan ini. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.59 wib, rupiah melemah 0,19% menjadi 11.728 dari posisi kemarin 11.705, yang merupakan level terendah sejak 31 Maret 2009. Jika dihitung pelemahan rupiah di pasar spot sudah melemah 0,8% di sepanjang pekan ini.Di pasar off shore, nilai tukar rupiah di pasar non deliverable forwards (NDF) untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 1,3% pada minggu ini. Namun, pada hari ini, kontrak rupiah di pasar NDF menguat 0,1% menjadi 11.620 atau 0,8% lebih perkasa ketimbang nilai tukar rupiah di pasar spot. Sentimen tapering the Federal Reserve masih menjadi isu besar yang memperlemah posisi rupiah. Banyak investor yang berspekulasi, the Fed akan segera melakukan tapering seiring membaiknya data ekonomi AS. "Adanya sinyal bahwa the Fed akan memangkas stimulus lebih cepat dari prediksi menyebabkan aset-aset berisiko tertekan. Termasuk di antaranya rupiah," jelas Rully Nova, currency analyst PT Bank Himpunan Saudara 1906 di Jakarta. Dia menambahkan, secara fundamental, posisi Indonesia cukup rentan karena neraca perdaganga yang lemah. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News