KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menunggu dilaksanakannya program konversi pembangkit diesel ke gas (gasifikasi) yang masih mandeg hingga saat ini. Menurutnya program gasifikasi ini akan memberikan manfaat yang besar bagi negara. Melansir laman resmi Kementerian ESDM, PT PLN telah menjalin kerja sama dengan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) untuk melakukan konversi 33 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi berbasis gas khususnya di wilayah terpencil. Meski kerja sama antara PLN dan PGN sudah terjalin, Menteri ESDM mengkritik program gasifikasi ini tidak kunjung berjalan.
Baca Juga: Begini Pandangan IESR Soal Mundurnya Air Product dari Proyek Gasifikasi Batubara “Belum dijalanin, kita udah tunggu-tunggu dari dulu ini engga jalan-jalan, padahal aturannya sudah ada,” jelasnya di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (19/3). Program konversi PLTD ke gas tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 13 K Tahun 2020 tentang Penugasan Pelaksanaan Penyediaan Pasokan dan Pembangunan Infrastruktur LNG Dalam Peyediaan Tenaga Listrik. Di dalam Kepmen ini menugaskan PT PLN untuk melaksanakan kegiatan gasifikasi pembangkit tenaga listrik dan pembelian Liquefied Natural Gas (LNG) dari PT Pertamina dalam rangka konversi penggunaan Bahan Bakar Minyak jenis High Speed Diesel dengan LNG. Arifin menegaskan, pihaknya menunggu-nunggu konversi pembangkit diesel ke gas bisa cepat dijalankan. Dengan begini, bisa memberikan manfaat pengurangan subsidi BBM cukup besar. “Karena beda harga diesel dengan gas sudah berbeda jauh, gas sudah dikasih harga yang murah,” ujarnya.
Baca Juga: Ini yang Jadi Kekhawatiran Pelaku Industri Energi Terbarukan di RUU EBET Di tahun lalu, Arifin menyampaikan, pemerintah akan mendorong konversi pembangkit diesel menjadi lebih ‘bersih’ menggunakan teknologi terbaru berbasis lingkungan. Pemerintah menargetkan akan melakukan dedieselisasi 5.200 unit pembangkit listrik diesel di 2.130 lokasi berkapasitas 2,37 Giga Watt (GW). Program ini dialihkan menjadi tiga skema yakni mengkonversi PLTD menjadi Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) Energi Baru Terbarukan (EBT), gasifikasi dengan kapasitas 598 MW, dan Perluasan jaringan ke sistem terisolasi untuk meniadakan pembangkit listrik tenaga diesel dengan kapasitas 1.070 MW. Sementara, sisa PLTD berkapasitas 203 MW masih digunakan sebagai sistem black-start saat terjadi pemadaman.
Arifin pun mengapresiasi tiga skema yang telah disiapkan PT PLN dalam melaksanakan program dedieselisasi. Terutama skema integrasi sistem yang sebelumnya ditopang oleh PLTD ke dalam sistem kelistrikan utama PLN.
Baca Juga: Pelaku Usaha Beberkan Tantangan Hilirisasi Batubara "Saya punya mimpi, bagaimana Indonesia membangun infrastruktur ketenagalistrikan untuk menghubungkan setiap pulau yang ada. Sehingga listrik dapat menjadi pemersatu bangsa, tentunya dengan sumber EBT," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli