Masih menggunakan alat sederhana (2)



Lokasi sentra perkakas rumahtangga yang terletak di Jalan Barito Raya, Kelurahan Bugangan, Semarang, ini cukup strategis. Akses jalan raya menuju tempat ini sudah bagus. Akses menuju pelabuhan, bandara, atau jalan Pantura juga tidak sulit. Sehingga akses untuk pemasaran tidak begitu menjadi kendala.

Beraneka produk perkakas dapur, peralatan berdagang, hingga peralatan kebutuhan rumahtangga lain yang dihasilkan oleh para perajin di sentra ini memiliki kualitas yang baik. Produknya tidak kalah dibandingkan dengan produk pabrikan besar yang dibantu mesin-mesin besar.

Rata-rata pengusaha di sini masih menggunakan mesin seadanya, seperti alat untuk memotong pelat kaleng atau stainless steel. Tidak ada mesin yang bekerja secara otomatis, semuanya masih dikendalikan dengan tenaga manusia.


Bahan utama produk perkakas rumahtangga dari kaleng ini berasal dari lempengan atau lembaran stainless steel. Para perajin di sini menyebutnya pelat besi. Selain pelat ada juga perkakas yang terbuat dari drum bekas oli atau minyak. Pasokan bahan baku tidak sulit di dapat karena banyak tersedia di area Semarang.

Aswono Giman (52 tahun), pemilik usaha perkakas rumahtangga bernama Trijoyo Kaleng, mengatakan, lempengan stainless steel sebagai bahan baku dia dapat biasanya berasal dari daerah Pekojan, Semarang Tengah, atau dari Pasar Arteri, Tlogosari Semarang.

Dalam sebulan, biasanya dia mampu menghabis 100 kg lembaran untuk produksi. Pemesanan terkadang dilakukan setiap dua bulan sekali, atau ketika bahan baku sudah menipis. "Tidak susah belinya, sehari bisa habis sekitar lima lembar," kata dia.

Bahan baku yang terdiri dari dua bahan berbeda tersebut, yakni lembaran stainless steel dan drum memiliki fungsi berbeda. Aswono yang telah menjalankan usaha ini sejak tahun 1995 ini mengatakan, lembaran stainless steel biasanya digunakan untuk pembuatan oven, loyang, kotak surat, atau mesin pengering ikan.

Sedangkan drum bekas biasanya digunakan untuk pembuatan dandang, tong sampah, dan cerek air. Wilayah pemasaran produk buatan Aswono masih di sekitaran Jawa Tengah saja. Dia telah memiliki pelanggan tetap di Wonosobo dan Kendal.

Setiap unit usaha produksi kaleng di sentra ini rata-rata memiliki tiga karyawan sampai lima karyawan. Jadi, jika di total perajin di sini hampir mencapai 200 orang. Aswono pun tetap ikut dalam proses pembuatan. Dia sehari-hari bertugas memberi garis potongan di setiap lembaran stainless steel.

Kemudian langkah pemotongan akan dilakukan oleh karyawannya. Sementara, Suparno, perajin lainnya hanya membuat produk sesuai pesanan. Jika sedang tidak ada pesanan, mereka tetap produksi untuk persediaan.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri