Masih meningkat, jumlah kematian akibat virus corona di AS mencapai 45.000 kasus



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah angka kematian virus corona di AS mencapai 45.000 pada hari Selasa. Dua kali lipat dalam lebih dari satu minggu dan meningkat dengan jumlah yang hampir mencapai rekor dalam satu hari, menurut penghitungan Reuters.

Amerika Serikat sejauh ini memiliki jumlah kasus coronavirus terkonfirmasi terbesar di dunia yaitu lebih dari 810.000, hampir empat kali lebih banyak dari Spanyol, negara dengan jumlah tertinggi kedua. Secara global, kasus mencapai 2,5 juta pada hari Selasa.

Baca Juga: Sebanyak 33 kasus virus corona terdeteksi di kapal pesiar Italia saat perbaikan


Jumlah kematian di AS meningkat lebih dari 2.750 pada hari Selasa saja, lebih rendah sedikit dari puncak 2.806 kematian dalam satu hari pada tanggal 15 April.

New Jersey, Pennsylvania, dan Michigan masing-masing melaporkan jumlah korban tertinggi yang terkait dengan virus korona satu hari pada hari Selasa, lebih dari 800 di antara tiga negara bagian. Negara bagian New York, sebagai pusat wabah di AS, melaporkan 481 kematian baru.

Para pejabat kesehatan telah mencatat bahwa kematian adalah indikator yang terlambat dari wabah, datang beberapa minggu setelah pasien jatuh sakit, dan tidak berarti pembatasan tinggal di rumah gagal untuk memperlambat penyebaran virus.

Kasus AS yang baru dilaporkan tampaknya melambat minggu ini, naik kurang dari 30.000 sehari selama empat hari terakhir hingga Selasa. Amerika Serikat memiliki rekor 35.392 kasus baru pada 4 April.

Baca Juga: Iran pamer drone yang dapat mencapai Israel, ancaman meningkat

Negara-negara termasuk Georgia dan Carolina Selatan melonggarkan pembatasan yang dikenakan selama pandemi yang menutup bisnis dan sebagian besar mengurung penduduk di rumah mereka setelah protes di Michigan, Pennsylvania, California dan di tempat lain.

Sebuah jajak pendapat Reuters / Ipsos yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan mayoritas orang Amerika percaya perintah untuk tinggal di rumah. Langkah-langkah tersebut telah memaksa lebih dari 22 juta orang untuk mengajukan tunjangan pengangguran pada bulan lalu dan menyebabkan harga minyak jatuh karena pandemi telah melenyapkan permintaan bahan bakar.

Editor: Handoyo .