Masih Merugi di Tengah IPO, Begini Strategi GoTo untuk Mencetak Laba



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) bakal segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). GoTo membidik dana jumbo dari Initial Public Offering (IPO) hingga Rp 17,9 triliun. 

Kisaran harga untuk IPO ditetapkan sebesar Rp 316 hingga Rp 346 per saham. Dengan nilai tersebut, kapitalisasi pasar GoTo saat pencatatan saham di BEI diperkirakan mencapai Rp 376,6 triliun (US$ 26,2 miliar) hingga Rp 413,7 triliun (US$ 28,8 miliar).

Meski berskala jumbo, namun perusahaan yang diklaim sebagai ekosistem digital terbesar di Indonesia ini masih menanggung kerugian. Memiliki total aset Rp 158,17 triliun per akhir September 2021, GoTo masih menderita rugi hingga Rp 11,58 triliun pada periode tersebut.


CEO Grup GoTo Andre Soelistyo membenarkan kerugian tersebut. Tapi, Andre membeberkan bahwa manajemen GoTo sudah memetakan strategi untuk bisa mendapatkan profitabilitas. Menurutnya, ada tiga hal penting yang bisa dicermati dari kinerja keuangan GoTo.

Pertama, nilai transaksi bruto alias Gross Transaction Value (GTV) GoTo menunjukkan pertumbuhan kuat dengan skala yang masif. Sebagai gambaran, GTV GoTo tumbuh dengan laju 46% dari tahun 2018-2020. 

Baca Juga: Gojek Tokopedia Akan IPO Saham GOTO, Cek Saran Analis dan Cara Membelinya

Adapun, bisnis GoTo ditopang oleh tiga bisnis utama melalui Gojek, Tokopedia, dan GoPay. "(GTV) kami terus tumbuh untuk periode 12 bulan yang berakhir kuartal III-2021. Ini menunjukkan posisi kami yang terdepat untuk tiga segmen bisnis utama," ujar Andre dalam paparan publik IPO GoTo yang digelar secara virtual, Selasa (15/3).

Kedua, GoTo membukukan kinerja tertinggi dengan momentum periode kuartalan yang terus meningkat. Dengan peningkatan GTV dan efisiensi operasi, pendapatan bruto GoTo pun terus tumbuh dengan laju 56% dalam kurun 2018-2020.

GTV dan pendapatan bruto GoTo terus meningkat di tengah pandemi covid-19 dan mencapai tingkat tertinggi pada periode Januari-September 2021. 

"Hal ini tidak hanya menunjukkan ketahanan dari bisnis kami, tapi juga kemampuan menangkap peluang di tengah kondisi yang menantang," sambung Andre.

Ketiga, dalam menumbuhkan kinerja keuangan, Andre meyakinkan bahwa GoTo memiliki jalur menuju profitabilitas yang jelas. Strategi utama yang dilakukan ialah dengan meningkatkan jumlah pelanggan dan transaksi, sehingga terjadi akselerasi GTV maupun komisi layanan (take rate).

GoTo juga terus memperkuat sinergi layanan dalam ekosistemnya sembari mendorong inovasi produk bernilai tambah. 

Baca Juga: IPO GoTo: Mitra Driver, Merchant, Pelanggan Gojek-Tokopedia Dapat Jatah Saham

"Imbasnya adalah perluasan margin dan dengan adanya efisiensi biaya fixed cost, akhirnya percepatan revenue growth lebih cepat daripada peningkatan cost. Dengan sendirinya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan," terang Andre.

Direktur dan Co-Founder GoTo Kevin Bryan Aluwi menegaskan bahwa strategi menuju profitabilitas yang dijalankan manajemen GoTo bukan sekadar angan-angan. Kevin bilang, sudah ada rekam jejak operasional yang menunjukan kenaikan monetisasi GoTo setiap kuartal.

"Dari prospektus jelas, setiap kuartal ada improvement. Kami yakin dalam jang menengah, sustainability atau profitabilitas akan datang," tandas Kevin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi