Masih minim sentimen, Bitcoin belum kembali ke level bull run



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bitcoin masih mencatatkan rapor hijau dari sisi kinerja dalam delapan bulan pertama tahun ini. Merujuk Coinmarketcap.com, Bitcoin terlihat sudah menguat 62,89% sejak awal tahun. Apalagi, sebulan terakhir, pasar aset kripto memang tengah berada dalam fase bullish.

Walau begitu, CEO Triv.co.id Gabriel Rey mengatakan, kondisi Bitcoin masih belum mendekati level periode bull run yang sempat terjadi pada periode April-Mei silam. 

Hal ini tercermin dari kondisi on-chain Bitcoin sebagai patokan di mana secara metrik yang belum mendekati posisi April-Mei lalu.

Ditambah lagi, secara jangka pendek - menengah, pergerakan harga Bitcoin akan dipengaruhi oleh keputusan Federal Reserve yang sudah mengumumkan akan melakukan tapering pada tahun ini. 

Baca Juga: Kalahkan Bitcoin, harga Dogecoin melonjak 30% pada Agustus

Artinya dengan potensi stimulus yang beredar dikurangi, maka uang yang ada di pasar juga akan berkurang. Ini sehingga sentimen ini dinilai Gabriel bisa jadi sentimen negatif untuk harga Bitcoin.

“Namun, pasar biasanya baru akan priced-in pada sentimen tapering ketika mendekati pemberlakuan tapering, bisa jadi pada Oktober atau November. Jadi ini patut dicermati terhadap pergerakan harga bitcoin,” kata dia kepada Kontan.co.id, Rabu (1/9).

Lebih lanjut, Gabriel bilang, saat ini belum ada katalis positif yang bisa mengangkat harga Bitcoin secara signifikan. Salah satu kabar yang ditunggu pelaku pasar adalah keputusan dari SEC terkait ETF Bitcoin. 

Jika menjelang akhir tahun nanti sudah ada kejelasan dari SEC, Gabriel menyebut hal ini akan jadi katalis positif untuk pergerakan Bitcoin.

Oleh sebab itu, Gabriel memperkirakan pergerakan harga Bitcoin akan cenderung terbatas pada rentang US$ 30.000 - US$ 50.000 per BTC. 

Di luar Bitcoin, salah satu aset kripto yang pamornya paling naik tahun ini adalah Cardano (ADA). Ia menjadi kripto dengan kinerja terbaik dalam delapan bulan pertama tahun ini setelah berhasil melesat 1.346% lebih. 

Gabriel menyebut hal ini merupakan sesuatu yang wajar karena ketika sebuah aset kripto belum memiliki produk konkret lalu mengumumkan akan merilis smart contract, ekspektasi-nya akan tinggi. Adapun ADA memang berencana meluncurkan fitur smart contract pada pertengahan September mendatang. 

Baca Juga: Donald Trump sebut mata uang kripto berpotensi menjadi bencana

“Ekspektasi ini yang membuat harga ADA melonjak tajam karena digadang-gadang sebagai the next ethereum killer, tapi berkaca dari yang sudah-sudah, begitu fiturnya diluncurkan, akan biasa aja. Dulu TRON juga sempat begini, begitu launch, ternyata tidak memenuhi ekspektasi dan harganya dengan sendirinya turun,” imbuh Gabriel.

Oleh karena itu, Gabriel meyakini ADA belum “well proven” untuk dijadikan investasi jangka panjang. Namun, jika investor ingin memanfaatkan momentum saat ini untuk berspekulasi, ADA bisa jadi pilihan menarik karena arah pasar saat ini memang condong ke Cardano sehingga ada potensi dari sisi harga.

Selanjutnya: Surplus neraca perdagangan Australia di bulan Juli 2021 kembali rekor

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari