KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan kondisi pandemi yang masih serba tak pasti, membuat PT Asia Pacific Fibers Tbk (
POLY) tetap mengambil langkah moderat dalam menjalankan bisnis tahun ini. Manajemen pun memproyeksikan pertumbuhan pendapatan POLY hanya sekitar 10%-15% hingga penghujung tahun nanti. Asal tahu saja, sebelumnya perusahaan ini mengincar pendapatan sebesar US$ 350 juta atau tumbuh 35,39% dari realisasi pendapatan di tahun 2020 senilai US$ 258,49 juta. Namun demikian, kondisi pandemi korona yang belum juga berakhir, membuat manajemen mengambil langkah moderat dalam menjalankan bisnis di sisa tahun 2021 ini. Sedikit gambaran, perseroan berhasil mencatatkan kenaikan kinerja pendapatan di semester pertama tahun ini. Pendapatan bersih POLY tercatat meningkat sebesar 42,30%, dari sebelumnya US$ 117,17 juta di semester I-2020 naik menjadi US$ 166,75 juta di semester I-2021.
Pendapatan bersih POLY di periode enam bulan pertama tahun ini, masih ditopang oleh pasar lokal yang mencapai US$ 127,26. Sedangkan pendapatan ekspor tercatat senilai US$ 39,49 juta. Keduanya mengalami pertumbuhan masing-masing 40,77% dan 50,14% dibandingkan realisasi di semester I-2020. Sejalan dengan pencapaian tersebut,
Head of Corporate Communications and Public Relations POLY Prama Yudha Amdan menyatakan bahwa pasar lokal memang relatif sudah mulai menggeliat kembali. Hal itu lantaran demand yang mengalami peningkatan. "Katalis utamanya adalah konsumsi. Dengan adanya krisis energi di China saat ini, produsen lokal seharusnya mendapatkan peluang untuk substitusi produk yang selama ini disuplai oleh Tiongkok. Pemerintah harus semaksimal mungkin menggunakan momentum ini," sebut Prama saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (30/9).
Baca Juga: Pendapatan Asia Pacific Fibers (POLY) naik pada semester I, ini kata manajemen Tidak seperti pasar lokal yang mulai menggeliat, bisnis ekspor POLY sebenarnya masih didera oleh sejumlah hambatan. Terutama yang berhubungan dengan pembengkakan pada beban biaya logistik. Meskipun begitu, Prama menyebut, stabilitas ekspor perseroan masih didukung oleh kontrak pelanggan yang sifatnya jangka panjang. Sehingga tingkat dependensi dengan produk perseroan pun relatif cukup tinggi. "Hal ini menyebabkan berdasarkan
mutual respect kami dapat mempertahankan pasar," sambungnya. Selain itu, seiring dengan mulai bergeraknya aktivitas ekonomi global turut mendorong peningkatan
demand pada lini bisnis ekspor perseroan. Di mana, beberapa pelanggan POLY sudah mulai beraktivitas kembali setelah sebelumnya sempat memilih '
shut down' sementara di tahun lalu.
Demi memuluskan laju bisnis di sisa tahun ini, POLY akan tetap berfokus pada pengembangan produk bernilai tambah atau pasar produk-produk unggul. Sehingga ke depan, POLY tidak hanya fokus pada produk komoditas seperti serat atau benang saja. Mengutip catatan Kontan, disebutkan bahwa POLY belum ada rencana untuk menganggarkan alokasi khusus untuk
capital expenditure (capex). Namun demikian, dana untuk
maintenance dan pembaruan permesinan tetap dicadangkan oleh perseroan. Sebagai informasi, di semester I-2021 POLY masih menanggung rugi bersih sebesar US$ 1,53 juta. Jumlah itu tercatat menurun signifikan 87,78% dari rugi bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pada semester pertama tahun lalu yang mencapai US$ 12,55 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .