JAKARTA. Meski produksi beras tahun ini diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun lalu, tapi pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada April 2011 ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu.Berdasarkan laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag), pasokan rata-rata beras ke PIBC pada April 2011 sebesar 2.072 ton per hari. Jumlah ini melorot sekitar 22,89% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2.687 ton per hari. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pasokan rata-rata Maret 2011 yang sebesar 2.437 ton per hari, maka pasokan beras pada April ini turun sekitar 14,98%.Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo mengatakan, penurunan pasokan beras di PIBC pada April 2011 ini disebabkan karena pada saat ini masih dalam masa panen raya. "Di lapangan yang terjadi bahwa selain pedagang PIBC, secara bersamaan Bulog juga gencar melakukan pengadaan beras di dalam negeri," ujarnya kepada KONTAN Selasa (26/4).Ia menambahkan, Bulog saat ini gencar melakukan pengadaan dalam negeri untuk bisa mengejar target pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 2,5 juta ton hingga Juli nanti. Gunaryo bilang, kondisi saat ini berbeda dengan tahun 2010 lalu. "Tahun 2010 lalu pengadaan dalam negeri Bulog lebih sedikit, dan waktunya agak mundur," katanya.Menurutnya, pengadaan dalam negeri yang relatif lebih sedikit pada tahun 2010 lalu bisa tecermin dari stok akhir tahun yang kurang sehingga pemerintah harus melakukan impor beras untuk menjaga stok beras di dalam negeri. Asal tahu saja, untuk menambal stok beras nasional, selama periode 2010 - 2011 ini pemerintah mengeluarkan izin kuota impor beras sebanyak 1,998 juta ton. Dari jumlah itu, hingga batas waktu impor yang berakhir pada 31 Maret 2011 lalu, realisasi pengadaan impor beras Bulog sebanyak 1.848.426 ton. Sementara itu, baru-baru ini, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, hingga akhir April 2011 Bulog mematok target pengadaan beras sebanyak 916.000 ton. Sutarto optimistis target ini akan bisa tercapai. Pasalnya, hingga Selasa (19/4) pekan lalu kontrak pengadaan beras bulog sudah mencapai 652.000 ton. Sementara itu, "Pengadaan beras komersial Bulog sudah masuk sekitar 27.000 ton," katanya.Asal tahu saja, tahun ini Bulog mematok target pengadaan beras dalam negeri sekitar 3 juta ton - 3,5 juta ton. Sementara itu, tahun 2010 lalu, Bulog hanya mampu merealisasikan pengadaan beras dalam negeri sekitar 1,9 juta ton dari total target penyerapan sebanyak 3,2 juta ton.Meski pasokan di PIBC menurun, tapi dari sisi harga beras saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Penurunan harga beras ini mencerminkan adanya pasokan beras yang cukup yang berasal dari panen raya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras rata-rata untuk jenis beras medium pada April 2011 ini sebesar Rp 7.042 per kg. Harga ini sudah turun ketimbang harga rata-rata beras pada Maret 2011 yang sebesar Rp 7.141 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Masih musim panen, pasokan beras di pasar Cipinang justru melorot
JAKARTA. Meski produksi beras tahun ini diperkirakan akan lebih baik ketimbang tahun lalu, tapi pasokan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) pada April 2011 ini lebih rendah ketimbang periode yang sama tahun lalu.Berdasarkan laporan pemantauan harga dan distribusi barang kebutuhan pokok Kementerian Perdagangan (Kemendag), pasokan rata-rata beras ke PIBC pada April 2011 sebesar 2.072 ton per hari. Jumlah ini melorot sekitar 22,89% ketimbang periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2.687 ton per hari. Sementara itu, jika dibandingkan dengan pasokan rata-rata Maret 2011 yang sebesar 2.437 ton per hari, maka pasokan beras pada April ini turun sekitar 14,98%.Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Gunaryo mengatakan, penurunan pasokan beras di PIBC pada April 2011 ini disebabkan karena pada saat ini masih dalam masa panen raya. "Di lapangan yang terjadi bahwa selain pedagang PIBC, secara bersamaan Bulog juga gencar melakukan pengadaan beras di dalam negeri," ujarnya kepada KONTAN Selasa (26/4).Ia menambahkan, Bulog saat ini gencar melakukan pengadaan dalam negeri untuk bisa mengejar target pengadaan beras dari dalam negeri sebanyak 2,5 juta ton hingga Juli nanti. Gunaryo bilang, kondisi saat ini berbeda dengan tahun 2010 lalu. "Tahun 2010 lalu pengadaan dalam negeri Bulog lebih sedikit, dan waktunya agak mundur," katanya.Menurutnya, pengadaan dalam negeri yang relatif lebih sedikit pada tahun 2010 lalu bisa tecermin dari stok akhir tahun yang kurang sehingga pemerintah harus melakukan impor beras untuk menjaga stok beras di dalam negeri. Asal tahu saja, untuk menambal stok beras nasional, selama periode 2010 - 2011 ini pemerintah mengeluarkan izin kuota impor beras sebanyak 1,998 juta ton. Dari jumlah itu, hingga batas waktu impor yang berakhir pada 31 Maret 2011 lalu, realisasi pengadaan impor beras Bulog sebanyak 1.848.426 ton. Sementara itu, baru-baru ini, Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso mengungkapkan, hingga akhir April 2011 Bulog mematok target pengadaan beras sebanyak 916.000 ton. Sutarto optimistis target ini akan bisa tercapai. Pasalnya, hingga Selasa (19/4) pekan lalu kontrak pengadaan beras bulog sudah mencapai 652.000 ton. Sementara itu, "Pengadaan beras komersial Bulog sudah masuk sekitar 27.000 ton," katanya.Asal tahu saja, tahun ini Bulog mematok target pengadaan beras dalam negeri sekitar 3 juta ton - 3,5 juta ton. Sementara itu, tahun 2010 lalu, Bulog hanya mampu merealisasikan pengadaan beras dalam negeri sekitar 1,9 juta ton dari total target penyerapan sebanyak 3,2 juta ton.Meski pasokan di PIBC menurun, tapi dari sisi harga beras saat ini sudah mulai menunjukkan penurunan. Penurunan harga beras ini mencerminkan adanya pasokan beras yang cukup yang berasal dari panen raya. Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, harga beras rata-rata untuk jenis beras medium pada April 2011 ini sebesar Rp 7.042 per kg. Harga ini sudah turun ketimbang harga rata-rata beras pada Maret 2011 yang sebesar Rp 7.141 per kg.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News