KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak sanksi larangan Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran masih memanaskan harga minyak mentah di atas US$ 72 per barel. Satu per satu negara importir minyak Iran mulai menghentikan permintaan sehingga berpotensi membuat pasar minyak global kian mengetat. Mengutip Bloomberg, Rabu (26/9) pukul 18.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange (Nymex) berada di level US$ 72,12 per barel atau melemah 0,22% dari posisi harga di hari sebelumnya. Namun, harga minyak WTI sempat menanjak menembus level tertinggi baru yakni US$ 72,38 pada perdagangan hari ini sebelum akhirnya tekoreksi tipis. Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, para pelaku pasar tampaknya masih mengantisipasi dampak berkurangnya suplai minyak global pasca sanksi AS berlaku pada Iran di November mendatang. "Sudah ada aksi nyata juga dari India yang kelihatannya mulai menutup keran impor minyak Iran di bulan November," ujar Deddy, Rabu (26/9).
Masih panas, harga minyak WTI betah di atas US$ 72 per barel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran pelaku pasar terhadap dampak sanksi larangan Amerika Serikat (AS) terhadap ekspor minyak Iran masih memanaskan harga minyak mentah di atas US$ 72 per barel. Satu per satu negara importir minyak Iran mulai menghentikan permintaan sehingga berpotensi membuat pasar minyak global kian mengetat. Mengutip Bloomberg, Rabu (26/9) pukul 18.20 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) kontrak pengiriman November 2018 di New York Mercantile Exchange (Nymex) berada di level US$ 72,12 per barel atau melemah 0,22% dari posisi harga di hari sebelumnya. Namun, harga minyak WTI sempat menanjak menembus level tertinggi baru yakni US$ 72,38 pada perdagangan hari ini sebelum akhirnya tekoreksi tipis. Analis Asia Trade Point Futures Deddy Yusuf Siregar menjelaskan, para pelaku pasar tampaknya masih mengantisipasi dampak berkurangnya suplai minyak global pasca sanksi AS berlaku pada Iran di November mendatang. "Sudah ada aksi nyata juga dari India yang kelihatannya mulai menutup keran impor minyak Iran di bulan November," ujar Deddy, Rabu (26/9).