KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Darmi Bersaudara Tbk (
KAYU) harus menunda perluasan pasar ekspor di tahun ini akibat dampak pandemi Covid-19. Padahal di awal tahun 2021 perseroan berencana merambah negara baru seperti China, Korea Selatan, dan Australia. Direktur Utama PT Darmi Bersaudara Tbk Nanang Sumartono mengatakan, pandemi yang masih berlangsung di beberapa negara tujuan ekspor yang akan dituju menjadi alasan mengapa KAYU belum bisa merealisasikan rencana perluasan ekspor tersebut. Namun, ketika keadaan membaik rencana tersebut akan tetap dicanangkan ke depan. "Ternyata di Juni 2021 ada situasi genting, akhirnya pemerintah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), tetap kami akan melakukan ekspansi market baru dengan situasi ketika pandemi sudah mulai berkurang," ujar Nanang dalam Paparan Publik Virtual, Kamis (16/9).
Baca Juga: Darmi Bersaudara (KAYU) targetkan penjualan Rp 19,72 miliar hingga akhir tahun Seperti yang diketahui, selama ini KAYU memasok produknya ke India. Kontribusi penjualan ke negara yang berada di Asia Selatan ini mencapai 90% dari total penjualan KAYU.
Namun, kinerja ekspor KAYU mengalami penurunan signifikan di tahun ini akibat munculnya varian baru Covid-19 di India. Di mana, per Agustus 2021 KAYU mencatatkan penjualan sebanyak 44 kontainer atau setara 891,35 m3, dengan nilai sekitar Rp 4,3 miliar. "Bagaimana problem yang dihadapi India ketika awal-awal varian delta Covid-19 menyerbu. Di situlah tercermin dari realisasi penjualan kami di tahun 2021," kata Nanang. Sebagai gambaran, hingga 30 Juni lalu, penjualan bersih KAYU tercatat menyusut signifikan 85,07% menjadi Rp 4,37 miliar. Padahal di periode yang sama tahun lalu, perusahaan ini masih mencatatkan penjualan sebesar Rp 29,30 miliar. Dengan itu, KAYU pun membukukan laba tahun berjalan senilai Rp 378,49 juta. Sedangkan pada periode yang sama tahun lalu, KAYU masih membukukan kerugian bersih sebesar Rp 628,80 juta. Tak hanya dari negara tujuan ekspor, hambatan juga dialami perseroan dari sisi internal. Kondisi pandemi yang masih berlangsung berdampak terhadap kinerja operasional KAYU. Nanang mencontohkan, salah satu hambatan tersebut datang dari kelangkaan kontainer yang menyebabkan kenaikan harga yang signifikan.
"Ketersediaan kapal pengangkut kontainer dan kontainer merupakan isu yg sangat penting dan paling mendasar bagi emiten yang orientasinya ekspor. Ketersediaan kapal dan kontainer itu sendiri sangat langka," jelasnya. Untuk memperbaiki kinerja di paruh kedua tahun ini, KAYU pun mencanangkan berbagai strategi. Seperti lewat negosiasi ulang dengan
buyer di India terkait Harga Pokok Penjualan (HPP) sebagai dampak dari perubahan ekstrim harga kontainer yang harus ditanggung. Dengan demikian, KAYU memproyeksikan angka penjualan di tahun 2021 dapat menyentuh Rp 19,72 miliar dengan laba bersih sebesar Rp 1,23 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi