KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) masih terus mengoptimalkan segmen pengangkutan kargo sampai saat ini. Direktur Utama GIAA Irfan Setiaputra menuturkan segmen pengangkutan kargo merupakan lini bisnis yang berkontribusi menguatkan pendapatan usaha GIAA. "Penguatan ini terus kami lakukan dengan melihat potensi dan demand industri logistik yang ke depannya masih menjanjikan khususnya terkait kebutuhan jaringan pengiriman direct cargo di Indonesia," kata Irfan kepada Kontan, Rabu (6/9).
Namun, ia tidak memungkiri dengan berakhirnya fase pandemi di Indonesia turut membawa perubahan terhadap aktivitas masyarakat. Dari aktivitas online kembali bermobilitas termasuk tren masyarakat untuk kembali melakukan aktivitas traveling. Menurut dia, pergantian alias shifting pasar penerbangan yang ketika pandemi mengandalkan pangsa pasar kargo kini mulai bergeser kembali ke arah angkutan penumpang. "Dengan berbagai peluang dan pangsa pasar kargo yang ada di Indonesia kami tentunya optimistis dapat memaksimalkan porsi pendapatan kargo pada pada periode pre-pandemi yakni berada di kisaran 10-15% dari total revenue garuda Indonesia," kata Irfan.
Baca Juga: Begini Skema Peleburan Maskapai Milik Negara Sebagai informasi, GIAA membukukan pendapatan usaha sebesar US$ 1,39 miliar per semester I 2023. Pendapatan itu tumbuh 58,85% secara tahunan dari US$ 878,69 juta di semester I 2022. Kontribusi tiket penerbangan berjadwal mendominasi sebesar US$1,01 miliar, disusul kargo dan dokumen sebanyak US$83,46 juta. Kontribusi penerbangan haji dan charter mencapai US$142,45 juta, meningkat dari paruh pertama tahun lalu di angka US$87,57 juta. Bisnis lain-lain yang mencakup pemeliharaan pesawat, biro perjalanan, jasa boga, hotel, hingga transportasi memberi pemasukan US$151,37 juta, naik dari sebelumnya US$113,83 juta. Rugi bersih Garuda Indonesia mampu menyusut 30,59% secara tahunan dari US$ 110,03 juta per Juni 2022 menjadi US$ 76,39 juta hingga akhir Juni 2023. Saat ini Garuda Indonesia terus mengembangkan lini bisnis kargo melalui pengangkutan pada penerbangan reguler domestik maupun internasional via hub utama yakni Jakarta dan Denpasar. Irfan bilang, pasar kargo di Indonesia masih menjadi pangsa yang potensial untuk terus dikembangkan baik dari segi jaringan penerbangan maupun jumlah muatan yang dapat diangkut dalam tiap penerbangannya. Hal ini karena Indonesia dipandang sebagai negara kepulauan terbesar di dunia. Sementara itu, dalam menyikapi persaingan ketat di industri kargo saat ini, Garuda Indonesia menyebut memiliki keunggulan dari sisi produk ontime schedule, penerbangan domestik dan internasional yang terkoneksi. Tak hanya itu, Irfan menuturkan pihaknya memiliki layanan khusus sales channel yang beragam guna mengakomodir kebutuhan pengguna jasa. Potensi ini yang kedepannya akan terus dikembangkan GIAA. Untuk memperkuat lini bisnis kargo, Garuda Indonesia berkolaborasi untuk menghadirkan layanan penerbangan kargo yang aman dan terintegrasi. Hal yang dilakukannya seperti kerja sama dengan Citilink menghadirkan pengelolaan kapasitas dalam satu platform, hingga pengembangan layanan bisnis door-to-door melalui lini usaha Aero Jasa Cargo (AJC) yaitu KirimAja.
"Secara umum pergerakan tren tarif di Garuda Indonesia masing terbilang stabil. Hal ini yang terus kami kaji dan evaluasi dengan melihat pendekatan dan strategi komersial yang dapat dioptimalkan dalam memaksimalkan pangsa pasar kargo," ujar Irfan. Selain itu, Garuda Indonesia juga akan terus mengoptimalkan layanan kargo dengan penanganan khusus seperti misalnya live animals, perishable goods (komoditas unggulan), kargo otomotif, dan masih banyak lagi di tengah beragam gelaran internasional yang dilaksanakan di Indonesia.
Baca Juga: Tiga Maskapai BUMN Dilebur, Bagaimana Posisi Garuda (GIAA)? Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat