KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kredit segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) perbankan mulai menggeliat. Bank Indonesia (BI) UMKM tumbuh sebesar 11,6% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1.019,8 triliun per Juni 2019. Adapun jika dirinci berdasarkan jenisnya, kredit tersebut utamanya didorong dari kredit investasi (KI) yang tumbuh sebesar 16,7% yoy menjadi Rp 275,4 triliun. Selain itu, kredit modal kerja KMK) segmen UMKM juga tercatat meningkat 9,8% yoy menjadi Rp 744,3 triliun, membaik dari bulan sebelumnya. Sejumlah bank pemain segmen ini juga berniat untuk meningkatkan pertumbuhan kredit UMKM. Salah satunya sang penguasa pasar yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) yang menargetkan porsi kredit UMKM meningkat hingga 80% dari total portofolio kredit perseroan.
Wakil Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan tahun ini pihaknya memproyeksi kredit UMKM tumbuh di kisaran 14%-15%. "Target kami tahun depan pinjaman kredit BRI segmen UMKM mencapai 80% dari proporsi saat ini sekitar 76%," ujarnya, Senin (20/8). Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri dan Maybank prediksi BI akan tahan suku bunga acuan Adapun, saat ini penyaluran kredit segmen UMKM tumbuh 13% secara tahunan menjadi Rp 681,5 triliun. Angka tersebut mewakili 76,72% total kredit perseroan di semester-I 2019 yang mencapai Rp 888,32 triliun. Anak usaha BRI yakni PT Bank BRI Agroniaga Tbk (BRI Agro) juga mencetak peningkatan signifikan segmen UMKM. Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto menjelaskan per Juni 2019 kredit UMKM telah tumbuh 20% secara tahunan. Walau tidak merinci secara detail, pertumbuhan tersebut utamanya didorong dari layanan kredit digital perusahaan melalui kolaborasi dengan fintech yang bergerak di bidang agrikultur. "Untuk memitigasi risiko juga dilakukan kerjasama dengan kemitraan dengan perusahaan di bidang food and agriculture sebagai off taker produk-produk atau output nasabah UKM BRI Agro," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (20/8). Baca Juga: Mandiri Manajemen Investasi: IHSG minimal menyentuh 6.600 di akhir tahun ini Kendati diharapkan dapat terus tumbuh dua digit sepanjang tahun, Agus menjelaskan ada beberapa tantangan di segmen UKM. Pertama, kualitas SDM perbankan yang harus baik dalam menilai usaha sekaligus bertindak sebagai penasihat calon debitur. "Banyak pengusaha UMKM yang tidak memiliki catatan keuangan yang lengkap dan tertib bahkan belum pernah berhubungan dengan perbankan," lanjutnya.