Masih Terpukul Deflasi China, Bursa Asia Tergelincir Jelang Rilis Angka Inflasi AS



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bursa Saham Asia melemah pada hari Kamis (10/8), masih terpukul oleh deflasi yang terjadi di China. Para investor yang sangat berhati-hati menjelang laporan inflasi Amerika Serikat (AS) yang kemungkinan mempengaruhi jalur kebijakan moneter The Fed.

Melansir Reuters, Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,33% dan tampaknya akan mencatat penurunan minggu kedua berturut-turut.

Indeks CSI 300 dan Indeks Shanghai Composite dibuka turun 0,1%.


Sementar Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,6%. Namun, Nikkei Jepang naik 0,13%.

Baca Juga: Melanjutkan Penguatan, IHSG Dibuka Naik 0,18% ke 6.887,23 pada Kamis (10/8)

Data China pada hari Rabu (9/8) yang menunjukkan deflasi pada tingkat harga konsumen dan penurunan lebih lanjut untuk harga di tingkat pabrik pada bulan Juli hanya memperburuk kekhawatiran tentang pemulihan pasca pandemi di negara tersebut.

China adalah negara G20 pertama yang melaporkan penurunan harga konsumen dari tahun ke tahun (YoY) sejak pembacaan IHK negatif terakhir Jepang pada Agustus 2021.

Ini menyoroti "perlunya lebih banyak dukungan fiskal, jika Beijing ingin menghindari prospek jebakan deflasi," kata Rodrigo Catril, senior currency strategist di National Australia Bank.

Di tempat lain, Presiden AS Joe Biden menandatangani sebuah perintah eksekutif yang akan melarang beberapa investasi baru AS di China dalam teknologi-teknologi sensitif. Salah satunya chip komputer dan mengharuskan pemberitahuan pemerintah di sektor-sektor teknologi lainnya.

"Ini menandakan pengawasan federal yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk meneliti dan terkadang menghambat investasi semacam itu di sektor teknologi China," kata analis di Saxo Markets.

Para investor juga tidak mau memasang taruhan besar minggu ini menjelang laporan inflasi AS yang akan dirilis pada hari ini.

Baca Juga: Ajaib Sekuritas Rekomendasikan Buy Saham CPIN, BRIS, dan SILO untuk Hari Ini (10/8)

IHK AS diperkirakan akan menunjukkan inflasi utama naik sedikit di bulan Juli menjadi 3,3% secara tahunan.

Sementara tingkat inti, yang tidak termasuk segmen makanan yang mudah menguap dan energi, diperkirakan akan naik 0,2% di bulan Juli, untuk kenaikan tahunan sebesar 4,8%.

Pasar memperkirakan lebih dari 50% kemungkinan The Fed akan menaikkan suku bunga tahun ini, demikian ditunjukkan oleh alat CME FedWatch. Mengacu pada inflasi yang moderat dan prospek kenaikan suku bunga yang meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto