Masih Tertekan, Laba Emiten Perbankan di Kuartal II-2024 Diproyeksi Tumbuh Mini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsensus analis Bloomberg memproyeksikan laba bersih bank secara industri akan tumbuh di bawah 10% pada kuartal II-2024. Angka ini jauh lebih rendah jika dibandingkan pertumbuhan laba perbankan pada kuartal II-2023 yang mencapai 23,4%. 

Pengamat Perbankan SVP LPPI Trioksa Siahaan menilai kinerja perbankan di kuartal II ini sedikit tertekan. Pertumbuhan kinerja akan lebih rendah dibanding tahun lalu. 

"Penurunan pertumbuhan laba bank di kuartal pertama sepertinya masih akan berlanjut di kuartal kedua," kata dia kepada Kontan.co.id.


Lebih lanjut Trioksa mengatakan, kondisi gonjang ganjing geopolitik dan perkembangan ekonomi global sedikit banyak berdampak pada ekonomi global dan kinerja perbankan tahun ini. Namun pertumbuhan kredit masih dapat naik walau kenaikannya tidak akan signifikan dan masih di bawah tahun lalu.

"Untuk itu bank perlu melakukan efisiensi dalam menjaga kinerja laba di tahun ini agar tidak terlalu jauh penurunannya," ungkap dia.

Baca Juga: Pernah Jadi Bidikan BTN, Bank Victoria Syariah Isyaratkan Tak Ada Rencana Dijual

Sementara itu para bankir menilai suku bunga acuan yang tinggi menjadi tantangan bagi perbankan dalam menghasilkan profitabilitas, karena beban biaya yang membengkak justru menekan pendapatan laba bersih bank. Meski begitu bank tetap optimistis mampu mencatatkan pertumbuhan kinerja positif tahunnya.

Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan tetap optimistis melanjutkan kinerja positif yang telah dicapai pada kuartal I-2024. CIMB Niaga akan mendorong pertumbuhan kredit di kisaran 8% hingga akhir tahun.

Lebih lanjut Lani menyebut upaya yang akan dilakukan untuk menjaga pertumbuhan laba hingga akhir tahun, dengan menjaga kualitas aset dan pendapatan profit yang sehat.

"Ke depannya kami akan konsisten di pertumbuhan kredit prudent, dengan berfokus ke sektor UKM dan retail, serta menjaga likuiditas lewat pertumbuhan dana murah (CASA)," ungkapnya.

Jika melihat laporan keuangan per April 2024, CIMB Niaga secara bank only membukukan laba bersih sebesar Rp 2,18 triliun per April 2024, tumbuh 5,83% YoY dibandingkan sebelumnya Rp 2,06 triliun per April 2023.

Baca Juga: Jalan Terjal IHSG, Longsor Diterpa Depresiasi Rupiah dan Saham BREN

Senada, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga optimistis bisa melanjutkan kinerja positifnya pada kuartal II-2024.

"Kami menargetkan pertumbuhan total kredit di tahun 2024 dapat mencapai 9%-10%," kata EVP Corporate Communication and Social Responsibility BCA, Hera F. Haryn.

Adapun strategi untuk mencapai target tersebut, yakni dengan mendorong penyaluran kredit di berbagai sektor, dan senantiasa mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sesuai dengan dinamika makro ekonomi domestik maupun global. 

BCA per April 2024 mencatat laba bersih sebesar Rp 17,21 triliun, naik 11,63% dari tahun sebelumnya Rp 15,42 triliun per April 2023.

Baca Juga: Jadi Bank Digital Pertama di 2024 Bagikan Dividen, AMAR Optimis Terus Tumbuh

Optimisme juga ditunjukkan bank digital, seperti PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC) yang percaya diri melanjutkan kinerja positif pada kuartal II-2024. Pasalnya pada kuartal I sebelumnya, BNC telah berhasil membukukan laba dari sebelumnya masih menderita rugi.

"Tren ini akan berlanjut untuk kredit yang disalurkan di April 2024. Kami optimistis sejalan dengan perekonomian Indonesia yang terus tumbuh, ini menjadi peluang bagi BNC untuk terus ekspansi penyaluran kreditnya," ungkapnya.

Hingga akhir tahun BNC menargetkan pertumbuhan kredit di kisaran 20%-25%. Sejalan dengan itu BNC juga akan terus menjaga kualitas kredit yang 

disalurkan dengan lebih selektif dalam penyaluran kredit dan memperluas penyaluran kredit ke berbagai segmen nasabah, mulai dari individu, UMKM, dan korporasi.

Baca Juga: Terjun 2,14%, IHSG Masih Rawan Koreksi pada Kamis (6/6)

Investment Consultant Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada mengatakan, proyeksi konsensus tersebut tidak akan berpengaruh signifikan pada daya tarik saham perbankan.

"Saham bank masih dapat dianggap menarik untuk dibeli tergantung pada strategi investasi dan profil risiko Anda. Hal ini karena melihat kinerja bank secara historis," ungkapnya.

Reza menjelaskan, secara historis saham bank memiliki sejarah kinerja yang stabil dan cenderung meningkat dalam jangka panjang. Selain itu sejumlah emiten bank juga rutin membagikan dividen. Belum lagi terkait pemulihan ekonomi pasca-pandemi, tentunya bank akan diuntungkan dari peningkatan aktivitas ekonomi.

Senior Investmen Information Miare Asset Sekuritas M Nafan Aji Gusta merekomendasikan saham bank KBMI 4 seperti BMRI dengan target harga Rp 6.000, Rp 6.275, dan Rp 6.750. Sementara untuk saham BBRI target harga di kisaran Rp 4.590, Rp 5.125, dan Rp 5.625.

Adapun Nafan merekomendasikan saham BBCA dengan harga Rp 9.600, Rp 9.775 dan Rp 10.400

"Masih ada harapan untuk kinerja yang lebih baik untuk bank KBMI 4 di semester II," kata Nafan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati