Masih Tertekan, Laba Maybank Indonesia (BNII) Anjlok 93,7% pada Mei 2024



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja yang tertekan masih membayangi PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), setidaknya per Mei 2024. Ini terjadi setelah pada kuartal I-2024, Maybank Indonesia mencatat rugi bersih Rp 227,93 miliar. 

Mengutip laporan bulanan Maybank Indonesia per Mei 2024, Maybank Indonesia sudah meraih laba bersih tahun berjalan senilai Rp 51,5 miliar. Namun, jika dibandingkan secara tahunan, laba tersebut turun hingga 93,7% dari periode Mei 2023 sebesar Rp 826,6 miliar.

Ditilik lebih lanjut, ada beberapa hal yang menyebabkan laba bank asal Malaysia ini masih terlihat mini. Terutama, Maybank Indonesia masih tertekan dengan beban bunga yang sejatinya juga menimpa industri.


Baca Juga: Maybank Indonesia Terus Tingkatkan Pembiayaan Berkelanjutan

Secara rinci, beban bunga Maybank Indonesia di Mei 2024 tercatat naik hingga 35,4% YoY menjadi Rp 2,01 triliun. Hal tersebut memicu pendapatan bunga bersih dari Maybank Indonesia turun sekitar 5,73% YoY menjadi Rp 2,08 triliun.

Tak hanya beban bunga, Maybank Indonesia tampaknya juga sedang dibayang-bayangi oleh pemburukan kualitas kredit. Ini tercermin dari pencadangan yang dilakukan bank berlogo harimau kuning ini terlihat membengkak.

Pada Mei 2024, beban kerugian penurunan nilai aset keuangan atau impairment dari Maybank Indonesia tercatat sebesar Rp 616,3 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu, pos tersebut hanya sekitar Rp 59,1 miliar.

Baca Juga: Maybank Indonesia Perbarui Fasilitas Kredit Terhadap Protelindo Senilai Rp 500 Miliar

Dari sisi fungsi intermediasi, Maybank Indonesia mencatat kredit yang diberikan, baik itu konvensional maupun syariah senilai Rp 107,6 triliun. Pada periode sama tahun lalu, total kredit yang disalurkan senilai Rp 96,2 triliun.

Untuk simpanannya, Maybank Indonesia mencatat total Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dimiliki sebesar Rp 116,3 triliun per Mei 2024. Untuk perbandingan, DPK yang dimiliki Maybank Indonesia pada Mei 2023 senilai Rp 110,5 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli