Masih Tumbuh, BNI Life Sebut Tak Akan Kurangi Penjualan Produk Unit Link



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT BNI Life Insurance atau BNI Life menyampaikan tak akan mengurangi portofolio penjualan produk unit link. Plt. Direktur Utama BNI Life Eben Eser Nainggolan mengatakan pihaknya akan tetap berusaha untuk meningkatkan penjualan premi baik dari produk unit link maupun tradisional. 

"Kami melihat saat ini penjualan produk unit link masih dalam proses adaptasi terhadap perubahan ketentuan sesuai SEOJK PAYDI Nomor 5 dan potensinya masih sangat baik," ucapnya kepada KONTAN.CO.ID, Rabu (18/10).

Eben menerangkan BNI Life berfokus pada penjualan produk tradisional untuk nasabah individu, seperti Steady Protection, Solusi Abadi, Solusi Pintar dan Ultima Protection. Untuk nasabah grup, dia mengatakan perusahaan fokus dalam penjualan produk tradisional, seperti Optima Group Health (OGH).


Eben mengungkapkan pendapatan premi produk tradisional BNI Life sampai September 2023 sebesar Rp 2,98 triliun. Nilai itu tumbuh 5,8% secara year on year (YoY) dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 2,82 triliun.

Baca Juga: Gelar Hari Asuransi 2023, Literasi Masyarakat Masih Jadi Tantangan Industri Asuransi

Eben menyampaikan premi unit link BNI Life menjadi Rp 1,13 triliun hingga September 2023. Dia menyebut nilai itu tumbuh 13,3% YoY dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1 triliun.

Sementara itu, Eben menambahkan kontribusi penjualan produk unit link sekitar 27,6% dan produk tradisional 72,4% terhadap total pendapatan premi sampai dengan September 2023.

Sebelumnya, Direktur Keuangan BRI Life Lim Chet Ming menjelaskan semula produk asuransi unit link sempat menjadi primadona perusahaannya yang mencapai 90% dari total portofolio. Namun, berjalannya waktu BRI Life menguranginya. Sekarang 90% itu produk tradisional dan 10% produk unit link

Sebagai informasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat akumulasi premi asuransi jiwa membaik, tetapi masih terkontraksi sebesar 6,58% YoY dengan nilai sebesar Rp 118,30 triliun hingga Agustus 2023. Hal itu didorong oleh normalisasi kinerja pendapatan premi pada lini usaha PAYDI atau unit link.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi