JAKARTA. Pasar angkutan udara mengalami peningkatan merata pada hampir semua bandara di Indonesia. Salah satu faktor penyebabnya lantaran maskapai asing mulai agresif merambah pasar Indonesia. Maskapai negara lain mulai membuka rute penerbangan dari dan ke kota di Indonesia. Bahkan, adapula maskapai asing yang sengaja membuka perusahaan baru yang berbasis Indonesia. "Angkutan udara kita memang sedang
booming. Ini juga pasar yang sedang diincar maskapai asing yang mendorong
open sky policy," ungkap Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Danang Parikesit, Senin (8/8).
Kebijakan keterbukaan langit Indonesia alias
open sky policy memang belum diterapkan. Rencananya, liberalisasi udara di kawasan ASEAN itu bakal berlaku pada 2015. Namun, maskapai asing dari negara-negara tetangga sudah sibuk memikirkan rencana masuk ke pangsa pasar angkutan udara Indonesia. Maskapai nasional pun tak mau kalah. Hampir sebagian besar perusahaan penerbangan nasional menawarkan jasa angkutan udara dengan tarif terjangkau untuk memperluas pangsa pasar perusahaannya. Hal tersebut berimbas pada kenaikan jumlah penumpang. Tercatat, jumlah penumpang angkutan udara pada Juni 2011 sebesar 4,7 juta orang. Angka itu meningkat dari 10,78% dibanding bulan sebelumnya. Peningkatan jumlah penumpang terjadi pada semua bandara yang teramati, yaitu Bandara Soekarno-Hatta 15,49%, Bandara Ngurah Rai 10,24%, Bandara Hasanuddin 5,35%, dan Polonia 3,64%. Penumpang terbesar berasal dari Bandara Soekarno-Hatta yang mencapai 1,6 juta orang atau 35,18% dari total penumpang domestik. Menyusul, Bandara Juanda sebesar 518,6 ribu orang atau 11,09% dari keseluruhan penumpang domestik. Sedangkan sepanjang semester satu 2011, total penumpang angkutan udara yang mendarat di bandara-bandara Indonesia tercatat 25,1 juta penumpang. Angka ini naik 25,82% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, yang sebesar 20,0 juta orang.
Danang menilai positif kenaikan jumlah penumpang angkutan udara itu. Sebab, berpeluang mendongkrak perkembangan industri penerbangan dalam negeri. Namun, Ketua Forum Transportasi Udara MTI Suharto Abdul Majid sebelumnya menyebutkan, maskapai nasional masih harus berbenah diri dari segi pelayanan, keselamatan, dan ketepatan waktu sebelum siap bersaing dengan maskapai asing. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan juga menilai pemerintah masih harus memperbaiki kualitas infrastruktur penerbangan agar jumlah penumpang yang terangkut lebih banyak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: