Maskapai di Amerika akan lakukan PHK massal bila tidak ada stimulus tambahan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Stimulus yang diberikan pemerintah Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 25 miliar terhadap maskapai di negaranya rupanya belum cukup untuk mencegah terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Stimulus yang diberikan pemerintah berupa subsidi gaji karyawan maskapai akan berakhir pada September. Setelah subsidi itu berakhir, industri penerbangan di AS masih belum bisa bangkit dan jika tidak ada subsidi tambahan maka akan terpaksa memangkas karyawannya. 

American Airlines misalnya telah menyatakan akan memangkas 19.000 karyawannya pada Oktober mendatang jika tidak ada stimulus tambahan dari pemerintah. Dengan rencana PHK massal tersebut maka total penurunan karyawan American Airlines sepanjang tahun ini akibat pandemi Covid-19 mencapai 40.000 orang atau bakal terpangkas sebesar 30%. 


Baca Juga: Boeing pasarkan pesawat seri 737 Max dengan nama baru

Maskapai penerbangan di AS dan serikat pekerja telah melobi pemerintah untuk memberikan stimulus tambahan sebesar US$ 25 miliar lagi. Namun, pembicaraan terhenti karena kongres telah berjuang mencapai kesepakatan terkait paket bantuan terhadap dampak Covid-19 secara lebih luas.

Sebelum  merebaknya pandemi Covid-19, American Airlines memiliki 140.000 karyawan. Dalam memo pada karyawannya, Kepala Eksekutif Doug Parker American Airlines dan Presiden Robert Isom mengatakan stimulus pertama pemerintah itu telah mengasumsikan bahwa Covid-19 akan terkendali dan pemintaan penerbangan akan pulih pada 30 September. "Namun, masalahnya bukan itu." tulisnya seperti dikutip Reuters, Rabu (26/8).

Baca Juga: Tekan penyebaran virus corona, Selandia Baru turunkan lebih banyak tentara

PHK yang direncanakan American Airlines tersebut termasuk diantaranya 1.600 pilot, 8.100 pramugari dan 1.500 posisi manajemen. Maskapai ini berencana untuk terbang kurang dari 50% dari jadwal normalnya pada kuartal 4 dan penerbangan internasional akan dikurangi menjadi hanya seperempat dari tahun 2019. 

United Airlines juga telah memperingatkan bahwa 36.000 pekerjaan sedang dipertaruhkan tetapi belum mengumumkan jumlah pasti yang akan dipangkas setelah stimulus pemerintah itu berakhir. 

Editor: Handoyo .