Maskapai Penerbangan AS dan Eropa Panen Pendapatan Saat China Buka Border



KONTAN.CO.ID - BEIJING. Maskapai penerbangan asal Amerika Serikat (AS) dan Eropa akan panen fulus dari re-opening China. China adalah pasar pariwisata terbesar di dunia dengan nilai US$255 miliar pada tahun 2019, mengutip Reuters pada Selasa (17/1). 

Data dari perusahaan perjalanan ForwardKeys menyebut harga tiket pesawat dari China 160% lebih tinggi daripada sebelum pandemi karena pasokan terbatas. Sebab, maskapai menghadapi rintangan untuk menangkap peluang ini. 

Mereka harus mendapatkan persetujuan rute, aturan pengujian covid-19 yang baru, dan tidak cukupnya pesawat besar. Peningkatan kasus aktif di China, menyebabkan Amerika Serikat, Jepang, dan lainnya mewajibkan tes virus corona negatif dari kedatangan China sehingga menghambat perjalanan.


Baca Juga: Daftar 14 Negara yang Menerapkan Pembatasan Masuk Bagi Pelancong dari China

United, yang memiliki 584 penerbangan ke dan dari China pada Januari 2019 menurut Data Cirium, kini dapat terbang empat kali seminggu dari AS ke China daratan. United mengatakan dapat menambahkan layanan sambil menunggu otorisasi pemerintah.

Sejak 4 Januari, Air China, Hainan Airlines, dan China Southern Airlines telah mengajukan jadwal ke Departemen Perhubungan A.S. Mereka berupaya meningkatkan penerbangan sebanyak setiap hari di beberapa rute.

“Ada beberapa hal yang sedang berkembang,” kata Wakil Menteri Transportasi AS Polly Trottenberg, tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang maskapai AS yang menambahkan lebih banyak penerbangan China.

Sedangkan Maskapai asing yang ingin menambah penerbangan ke China memerlukan persetujuan dari Administrasi Penerbangan Sipil China. 

American Airlines mengatakan minggu ini akan terbang non-stop dari Dallas ke Shanghai dua kali seminggu mulai Maret, menghentikan pemberhentian saat ini di Seoul. Namun, penerbangan lain dihentikan sementara karena menilai permintaan pasar dan peraturan pemerintah.

Baca Juga: Boeing Kebanjiran Pesanan di Tahun 2022, Tapi Belum Sanggup Kalahkan Airbus

“Delta Air Lines mengharapkan untuk dengan hati-hati membangun kembali kapasitas ke China sejalan dengan permintaan mulai akhir tahun ini,” kata Presiden Delta Air Glen Hauenstein.

Analis Bernstein Alex Irving menyatakan China menyumbang sekitar 5% hingga 6% perjalanan jarak jauh dari Eropa pada 2019. Tiongkok telah menjadi pasar utama bagi beberapa maskapai Eropa termasuk Lufthansa Jerman, kata 

Tetapi operator Eropa dan AS mungkin memprioritaskan pesawat berbadan lebar mereka untuk perjalanan trans-Atlantik yang menguntungkan musim panas ini. Membuat mereka terbentang untuk mengakomodasi permintaan baru dari China, kata George Dimitroff, analis Cirium.

Banyak maskapai penerbangan Barat memarkir pesawat besar ketika lalu lintas internasional anjlok dan produksi jet lorong ganda baru dibatasi.

Editor: Handoyo .