Maskapai Penerbangan Ramai-ramai Tingkatkan Kapasitas



JAKARTA. Biasanya, menjelang Lebaran, terjadi lonjakan penumpang pesawat terbang yang ingin merayakan hari raya di kampung halamannya. Hal ini membuat pihak maskapai penerbangan menambah kapasitas kursi maupun frekuensi penerbangannya. Tujuannya tak lain untuk dapat menjaring penumpang sebanyak mungkin.

Langkah ini pula yang dilakukan PT Garuda Indonesia (Garuda). Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia ini menambah 42.443 kursi untuk mengantisipasi lonjakan penumpang pada saat Lebaran nanti. Penambahan itu dilakukan pada 11 rute penerbangan yang terdiri atas delapan rute domestik dan tiga rute internasional. "Penambahan ini mulai berlaku 25 September hingga 6 Oktober 2008 mendatang," ungkap Juru Bicara Garuda, Pudjobroto kepada KONTAN beberapa waktu lalu (22/8).

Pudjobroto menjelaskan, peningkatan jumlah kursi itu dilakukan melalui dua cara. Pertama, dengan meningkatkan frekuensi penerbangan. Dan kedua, pengoperasian pesawat yang lebih besar. "Ini merupakan antisipasi rutin Garuda menjelang Lebaran," tuturnya.


Lebih lanjut, dia menjelaskan, penambahan frekuensi penerbangan dilakukan dengan menambah sebanyak 43.897 kursi. Sedangkan, untuk pengoperasian pesawat yang lebih besar diperuntukkan pada rute Surabaya-Denpasar pulang pergi (PP) dengan kapasitas sebanyak 636 kursi.

Menurut Pudjobroto, pada 2007 lalu, Garuda hanya menambah kapasitas penumpang sebanyak 28.839 kursi. Namun, kenyataannya, hal itu tidak cukup memenuhi tingginya permintaan penumpang. Akhirnya, tahun ini, maskapai terbesar di Indonesia itu menambah lagi sekitar 13.604 kursi. Dengan demikian, total tambahan kursi mencapai 42.443 kursi. "Kapasitas kursi kami tambah lebih banyak ketimbang tahun sebelumnya karena kemungkinan besar lonjakan penumpang tahun ini lebih besar," tambahnya.

Sebenarnya Lonjakan Penumpang Tidak Terlalu Besar

Selain Garuda, PT Sriwijaya Air (Sriwijaya) cukup optimis dengan lonjakan penumpangnya. "Kami memprediksi, penumpang Lebaran tahun ini naik sebesar 15 % dari rata-rata jumlah penumpang setiap bulan sepanjang 2008 yang mencapai 400.000 orang," ungkap Direktur Keuangan Sriwijaya Gabriella Sonia Bongoro, Kamis (28/8).

Pihak Sriwijaya sendiri bakal menambah tiga pesawat lagi untuk menambah kapasitas sebagai persiapan Lebaran ini. "Sampai akhir tahun, kami akan menambah sebanyak lima pesawat jenis Boeing 737 300 dan Boeing 737 400," imbuhnya. Sebelum Lebaran, lanjutnya, dua pesawat Boeing 737 300 dan satu Boeing 737 400 sudah datang. Ketiga pesawat itu sudah bisa dioperasikan untuk tambahan Lebaran nanti.

Gabriella mengatakan, meski tidak besar, tren dari tahun ke tahun penumpang yang diangkut Sriwijaya mengalami kenaikan.  "Dulu, kenaikan hanya 10 % dari rata-rata penumpang yang diangkut per bulan sebanyak 350.000 orang," imbuhnya. Meski, terjadi lonjakan, Sriwijaya memastikan tidak akan menaikkan harga tiket pesawat pada saat Lebaran.

Langkah serupa juga dilakukan PT Mandala Airlines (Mandala). Pada Lebaran kali ini, Mandala menyiapkan 25.000 kursi per minggu sebagai penerbangan ekstra. "Tambahan itu tentunya dengan dukungan dua armada baru Airbus A320 dengan kapasitas 180 penumpang dan A319 dengan kapasitas 144 penumpang," ungkap Trisia Megawati, Head of Corporate Communication Mandala.

Trisia otpimis semasa Lebaran nanti load factor akan terisi 100 %. "Posisi Juli sekarang ini rata-rata load factor Mandala mencapai 90 %," katanya.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Tengku Burhanudin memprediksikan  jumlah penumpang saat Lebaran H-7 dan H+7 naik tidak terlalu besar. "Saya rasa hanya naik sedikit ketimbang 2007 di mana jumlah penumpang mencapai 1,67 juta orang," imbuhnya.

Penyebab utama kenaikan waktu itu, lanjutnya, karena peralihan penumpang dari maskapai Adam Air yang tidak beroperasi lagi. "Saya kira faktornya itu saja. Kalau sisi penggunaan pesawat untuk mudik, masih sama saja. Kalau terjadi lonjakan, malah unik, sebab belum terjadi sebelumnya," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie