Massa FPI dan buruh kepung kantor Ahok



JAKARTA. Ada suasana berbeda di Balaikota DKI Jakarta, Senin (10/11) ini. Terlihat ratusan personel satpol PP bersiaga dengan peralatan tameng dan pentungan. 

Juga terlihat personel pengamanan dalam (pamdal) Balaikota yang terlihat lebih banyak bersiaga daripada hari biasa. Pengawal pribadi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki "Ahok" Tjahaja Purnama pun turun dengan formasi full team

Pengamanan yang ketat di Balaikota itu ternyata dilakukan karena ada dua aksi unjuk rasa oleh dua unsur berbeda, yakni dari buruh, yang menuntut kenaikan upah minimum provinsi (UMP) 2015 dan Front Pembela Islam (FPI), yang menolak Basuki menjadi gubernur DKI. 


Berdasarkan data kepolisian, ada sekitar 2.500 anggota FPI dan 3.000 buruh yang mengepung Balaikota.

"Setelah mendapat info dari Polda Metro Jaya, kami turunkan sebanyak 800 personel satpol PP berjaga di Balaikota dan DPRD," kata Kepala Satpol PP DKI Kukuh Hadi Santoso di Balaikota.

Ia mengaku tidak mau kebobolan kembali seperti saat aksi unjuk rasa FPI beberapa waktu lalu. Selain tameng, para personel satpol PP juga dilengkapi dengan pakaian dalmas, pisau, peluru tajam, dan lainnya. 

Namun, personel satpol PP baru akan bergerak seusai mendapat arahan dari kepolisian. Sejauh ini, lanjut dia, aksi unjuk rasa berlangsung kondusif. 

"Silakan unjuk rasa, secara aturan diperbolehkan, tetapi jangan bertindak macam-macam dan anarkistis," kata Kukuh. 

Sementara itu, staf pengamanan dalam, Mochamad Adnan, mengatakan, pada Senin ini seharusnya ia tidak bertugas. Ia sebelumnya telah bekerja pada Minggu (9/11/2014) kemarin. 

"Tetapi, kami mendapat instruksi untuk melakukan pengamanan dan ada ratusan pamdal yang bersiaga hari ini. Kita harus menjaga 'rumah kita' ini jangan sampai 'kenapa-kenapa' gara-gara si itu (FPI)," kata Adnan tertawa. (Kurnia Sari Aziza)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto