JAKARTA. PT PP Properti sepertinya sedang gencar mencari pembuktian diri menjelang hasrat menggelar initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada 2015 mendatang. Kalau tak meleset, anak perusahaan PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk itu akan menginjakkan kaki di pasar properti mancanegara yakni Perth, Australia tahun depan. PP Properti akan menggarap proyek apartemen dan hotel. Apartemen tersebut bakal terdiri dari 12 menara. Perusahaan itu menargetkan bisa masuk tahap peletakan batu pertama pada kuartal II-2015. Proyek itu ditargetkan rampung dalam tiga tahun setelah proyek dimulai.
Untuk menggarap proyek itu, PP Properti tidak akan bekerja sendiri. Melainkan, membentuk perusahaan patungan bersama pengembang lokal Negeri Kanguru. Sayang, manajemen perusahaan itu belum mau berbagi informasi perihal identitas sang calon mitra bisnis. Perusahaan itu juga tak menyebutkan tenggat pasti berdirinya anak perusahaan itu. Yang jelas, PP Properti memastikan menjadi pengempit saham mayoritas sebesar 51%. Perusahaan itu menyiapkan Rp 150 miliar sebagai modal awal. "Tahun depan akan kami eksekusi," ujar Direktur Keuangan Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk, Tumiyana, pekan lalu. Sementara itu, estimasi nilai investasi proyek tersebut mencapai Rp 1,1 triliun. PP Properti akan lebih banyak mengandalkan pinjaman bank hingga sebesar 70%. Baru sisanya 30% akan dipenuhi dari kas internal perusahaan. Itu berarti, PP Properti berencana mencari utang sekitar Rp 770 miliar. Bukan tanpa alasan PP Properti memilih Australia. Tumiyana menyebutkan perusahaannya tergiur oleh imbal hasil investasi properti yang besar di negeri kanguru. "Imbal hasil investasi properti di Australia lebih tinggi daripada Singapura," ujar Tumiyana. Hanya sebatas itu Tumiyana memaparkan proyeksi potensi pasar Australia. Manajemen perushaaan itu belum mau berbagi informasi detail soal target pendapatan dari proyek perdana luar negeri.
Selain tengah mengawal rencana ekspansi ke luar negeri, PP Properti juga menyibukkan diri dengan melanjutkan proyek di dalam negeri. Antara lain pengembangan proyek mixed-use Grand Kamala Lagoon di Bekasi Jawa Barat, lalu mixed-use Grand Sungkono Lagoon di Surabaya Jawa Timur, apartemen Ayoma di Serpong Banten dan perumahan Payon Amartha di Semarang Jawa Tengah. Di samping itu, PP Properti juga bersinergi dengan sejumlah badan usaha milik negara (BUMN) lain. Sebut saja, bekerjasama dengan PT Pertamina membangun apartemen di Tanjung Duren Jakarta. Ada pula proyek mixed-use di Solo Jawa Tengah, berkolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara XI. Tak hanya itu, PT PP Properti juga kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) membikin perkantoran di Kuningan Jakarta. Sebelumnya, manajemen perusahaan PP Properti bilang mengincar dana IPO Rp 1,2 triliun-Rp 1,5 triliun. Perusahaan itu akan melepas 30%-35% saham kepada publik. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina