Masuk bisnis listrik, Samindo incar tambang baru



JAKARTA. PT Samindo Resources Tbk terus mencari peruntungan bisnis untuk bisa bertumbuh di tahun ini. Selain mengandalkan kontrak jasa penambangan batubara, perusahaan ini tengah membidik kesempatan masuk ke sektor ketenagalistrikan.

Sekretaris Perusahaan Samindo Hananto Wibowo mengatakan, Samindo memiliki rencana strategis untuk bisa menggarap lini bisnis lain. Tergabung dalam konsorsium, Samindo berharap bisa memenangkan tender Pembangkit Tenaga Listrik Uap (PLTU) dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Samindo berharap, bisnis listrik bisa mendapatkan pendapatan tetap dalam jangka panjang. Makanya, "Dalam rencana bisnis, kami mencoba untuk menjadi IPP (Independent Power Plant) dengan bekerjasama dengan perusahaan lain," ujarnya ke KONTAN, Selasa (14/2).


Tahun lalu perusahaan ini sudah mengikuti tender dan lolos pra kualifikasi atas proyek PLTU di Kalimantan Timur. Hanya, tendernya mengalami penundaan. Harapa perusahaan ini; tendernya kembali dibuka tahun ini.

Hananto bilang, perusahaan ini berharap bisa mengikuti lebih dari dua tender listrik tahun ini. Sempat tercetus sebelumnya, mereka ingin membikin PLTU berkapasitas 1.000 megawatt (MW).

Apalagi, PLN juga tengah menggeber tender mega seluruh proyek listrik 35.000 MW di tahun ini demi mengejar target operasi 2019 hingga 2020. "Pada intinya, kami tidak asal masuk tender, tapi tetap pilah-pilih," ujarnya.

Selain mengejar proyek listrik, perusahaan dengan kode saham MYOH ini juga akan tetap fokus berbisnis batubara. Tak muluk-muluk, target perusahaan ini bisa menambang 10 juta ton batubara. Target ini sama dengan 2016.

Adapun untuk pengerjaan pengangkatan sampah tambang atau waste removal, perusahaan ini menargetkan bisa mengangkut 48 juta ton naik sedikit dibandingkan dengan tahun lalu 45,2 juta ton.

Hingga saat ini, perusahaan ini juga masih mengantongi kontrak PT Kideco Jaya Agung. Perusahaan ini masih mencari peluang untuk bisa mendapat kontrak baru. Meski begitu, Samindo mengaku tidak akan asal menerima kontrak dengan perusahaan batubara karena pertimbangan lokasi dan biaya untuk pemindahan alat berat.

Dengan selektif dalam menerima kontrak jasa penambangan tersebut, perusahaan tambang ini yakin kinerja perusahaan ini akan lebih baik dibanding tahun lalu.

Meski begitu, perusahaan ini juga fokus pada kontrak-kontrak jangka panjang yang harganya bagus.

Tak hanya itu, lantaran harga batubara lebih stabil bila dibandingkan tahun lalu, perusahaan tambang ini kembali membuka tambangnya.

Selain itu, perusahaan ini juga tengah mencari tambang untuk diakuisisi pada tahun ini. Syaratnya: perusahaan tersebut memiliki cadangan cukup dan kualitas batubara berkalori menengah. Sesuai dengan kriteria tersebut, Hananto mengatakan tambang yang akan diakuisisi terletak di Kalimantan. Untuk itu, MYOH siapkan dana lebih dari US$ 1 juta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini