KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga keuangan multinasional asal Amerika Serikat (AS), Morgan Stanley memasukan saham PT Wijaya Karya Tbk (
WIKA) ke dalam indeks MSCI Small Cap dalam
rebalancing Agustus 2024.
Penggantian konstituen indeks MSCI ini akan efektif pada 2 September 2024. Namun hingga penutupan perdagangan Selasa (13/7), pergerakannya seakan merespon pengumuman ini.
Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina menjelaskan dibandingkan emiten konstruksi BUMN lainnya, kapitalisasi pasar atau
market cap WIKA paling tinggi.
Baca Juga:
Simak Prospek Lima Saham yang Masuk MSCI Small Cap Index Hingga akhir perdagangan Senin (19/8), kapitalisasi pasar WIKA mencapai Rp 13,32 triliun. Sementara
market cap PT PP Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) masing-masing sebesar Rp 2,75 triliun dan Rp 2,49 triliun. "Karena memang MSCI memang ingin mengikuti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hingga 85% dan kapitalisasi pasar WIKA yang paling besar," katanya belum lama ini.
Memang secara kinerja WIKA masih kurang cemerlang. Per kuartal I-2024, WIKA meraup pendapatan bersih sebesar Rp 3,53 triliun atau turun 18,75% secara tahunan atau
Year on Year (YoY).
Per Maret 2024, rugi yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk WIKA mencapai Rp 1,13 triliun. Ini membengkak dari posisi per Maret 2023 sebesar Rp 521,25 miliar.
Martha bilang WIKA masih bisa dicermati untuk
trading di akhir Agustus 2024 menjelang pemberlakukan indeks MSCI ini. Kalau mau mencari emiten konstruksi lainnya, investor bisa melirik ADHI dan PTPP.
Head of Research Kiwoom Sekuritas, Sukarno Alatas merekomendasikan
trading buy WIKA di rentang Rp 290–Rp 316 dengan
support Rp 244 karena ada potensi penguatan harga signifikan.
"WIKA secara prospek penguatan harga bisa signifikan. Ini mengingat sebelumnya saham WIKA sudah turun signifikan karena fundamental yang kurang baik," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih