KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai hari ini 1 Februari 2024, kocok ulang alias rebalancing Indeks LQ 45 mulai berlaku. ,PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) efektif mengisi Indeks LQ45 atau 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan terakhir sebelum masuk jajaran elite LQ45 Rabu (31/1), saham MTEL ditutup menguat 3,03% ke level Rp 680. Tercatat aksi beli bersih investor asing (net foreign buy) sebesar Rp 8,47 miliar. Sementara itu, volume transaksi mencapai Rp 36,5 miliar. Analis Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah menyatakan emiten yang masuk ke LQ45 akan menyebabkan eksposur ke investor terutama fund manager yang lebih luas. “Banyak fund manager lokal terutama big fund menjadikan indeks LQ45 sebagai benchmark atau tolok ukur kinerja investasi mereka. Big fund cukup selektif dalam berinvestasi sehingga inklusi MTEL dapat mendiversifikasi komposisi pemegang saham perusahaan terutama di kalangan fund manager,” kata Edo, Kamis (1/2). Menurutnya, hal tersebut menjadi katalis positif untuk saham MTEL lantaran rebalancing portofolio yang menyebabkan inflow dana masuk ke saham MTEL. Mengacu pada IDX Index Fact Sheet, ada 6 produk reksadana yang secara langsung menjadikan LQ45 sebagai benchmark dengan total dana kelolaan total mencapai hampir Rp 1,1 triliun. "Maka, dalam jangka pendek saat rebalancing, akan ada inflow tambahan ke saham MTEL. Ini baru RD konvensional, belum yang ETF dan KPD serta investor ritel yang menggunakan LQ45 sebagai tolok ukur juga” tambah Edo.
Masuk LQ 45, MTEL Berpotensi Jadi Incaran MI, Ini Dampak ke Harga Sahamnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mulai hari ini 1 Februari 2024, kocok ulang alias rebalancing Indeks LQ 45 mulai berlaku. ,PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) efektif mengisi Indeks LQ45 atau 45 saham paling likuid di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada perdagangan terakhir sebelum masuk jajaran elite LQ45 Rabu (31/1), saham MTEL ditutup menguat 3,03% ke level Rp 680. Tercatat aksi beli bersih investor asing (net foreign buy) sebesar Rp 8,47 miliar. Sementara itu, volume transaksi mencapai Rp 36,5 miliar. Analis Phillip Sekuritas Edo Ardiansyah menyatakan emiten yang masuk ke LQ45 akan menyebabkan eksposur ke investor terutama fund manager yang lebih luas. “Banyak fund manager lokal terutama big fund menjadikan indeks LQ45 sebagai benchmark atau tolok ukur kinerja investasi mereka. Big fund cukup selektif dalam berinvestasi sehingga inklusi MTEL dapat mendiversifikasi komposisi pemegang saham perusahaan terutama di kalangan fund manager,” kata Edo, Kamis (1/2). Menurutnya, hal tersebut menjadi katalis positif untuk saham MTEL lantaran rebalancing portofolio yang menyebabkan inflow dana masuk ke saham MTEL. Mengacu pada IDX Index Fact Sheet, ada 6 produk reksadana yang secara langsung menjadikan LQ45 sebagai benchmark dengan total dana kelolaan total mencapai hampir Rp 1,1 triliun. "Maka, dalam jangka pendek saat rebalancing, akan ada inflow tambahan ke saham MTEL. Ini baru RD konvensional, belum yang ETF dan KPD serta investor ritel yang menggunakan LQ45 sebagai tolok ukur juga” tambah Edo.