KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pekan depan merupakan pekan penentuan tingkat suku bunga Bank Indonesia (BI). Bank Sentral bakal menggelar rapat dewan gubernur (RDG) pada Senin (18/10) hingga Selasa (19/10). Analis MNC Sekuritas Rifqi Ramadhan memperkirakan BI akan tetap pada kebijakan moneternya yang longgar. Rifqi menilai, BI memang tidak punya ruang lagi untuk melakukan pemangkasan suku bunga. Dus, BI akan menahan suku bunga di level 3,5% hingga akhir tahun. MNC Sekuritas memiliki sejumlah saham yang dinilai menarik untuk dicemati.
Pertama, saham perbankan yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (
BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (
BBCA) menjadi dua di antaranya.
Rifqi menilai, prospek kedua emiten tersebut cukup baik dengan adanya chip in dana besar karena memang bobot dari IHSG masih dipegang oleh banking sector. Prospek
BBRI disokong wacana penggabungan holding untuk pembentukan ultra micro segmen bagi
BBRI. Sementara
BBCA didukung adanya aksi korporasi berupa
stock split, yang tentunya akan menaikan likuiditas transaksi sahamnya karena investor retail bisa mulai masuk.
Baca Juga: Kinerja PTBA membaik akibat kenaikan harga batubara, simak rekomendasi sahamnya Kedua, saham telekomunikasi seperti PT Telkom Indonesia Tbk (
TLKM), PT XL Axiata Tbk (
EXCL), dan PT Smartfren Telecom Tbk (
FREN). TLKM memiliki cerita menarik, yakni salah satu anak usahanya, Mitratel, akan mengambil langkah strategis berupa
initial public offering (IPO). Aksi korporasi ini dinilai mampu menaikan
enterprise value TLKM. Sementara
EXCL dan
FREN yang juga sudah melakukan update layanan 5G dapat menjadi katalis untuk kedua emiten tersebut.
Ketiga, saham properti, yakni PT Bumi Serpong Damai Tbk (
BSDE) dan PT Ciputra Development Tbk (
CTRA). Sektor properti memiliki katalis yang mampu meningkatkan kinerjanya, seperti potensi adanya tax amnesty jilid 2, stimulus pajak, serta suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang rendah. Pertumbuhan KPR tercatat meningkat sebesar 7,24% secara year-on-year (yoy) di semester I-2021, dimana KPR memberikan kontribusi 75,08% untuk fasilitas pembelian properti, 16,89% cash in bertahap, dan 8,04% untuk full payment.
Sementara itu, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menilai, investor bisa mengoleksi saham-saham perbankan seperti
BBCA,
BBRI, PT Bank Negara Indonesia Tbk (
BBNI), PT Bank Mandiri Tbk (
BMRI), dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (
BBTN). Selain adanya net buy asing, arus inflow di saham-saham perbankan juga cukup deras. Saham infrastruktur seperti PT Jasa Marga Tbk (
JSMR), telekomunikasi seperti
TLKM,
EXCL, PT Indosat Tbk (
ISAT), dan basic industri seperti PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) juga bisa menjadi pilihan. Investor juga bisa mencermati saham-saham properti seperti
CTRA dan
BSDE. Saham-saham BUMN konstruksi juga bisa juga menjadi koleksi. “Jika turun dulu boleh menggunakan strategi
buy on weakness,” terang Sukarno.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi