KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu proyek Grass Root Refinery (GRR) alias Kilang Bontang milik PT Pertamina resmi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun ini. Kendati demikian, nasib proyek ini justru belum menemui titik cerah. PT Pertamina sebelumnya menyatakan Kilang Bontang terpaksa ditunda pelaksanaannya dan berfokus pada 5 proyek kilang lainnya. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan sejak berakhirnya kerjasama Pertamina dengan mitra, saat ini status Kilang Bontang masih dalam kajian. "Memang ada kerjasama yang berakhir, dan ada masalah lokasi lahan yang dimiliki Pertamina tidak mencukupi. Masih dalam kajian khusus," ujar Soerjaningsih dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (18/1). Kendati belumada kejelasan terkait status Kilang Bontang, Doerjaningsih memastikan upaya pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri akan terus diupayakan. Soerjaningsih mengungkapkan, seiring proyek kilang yang masih berjalan diharapkan angka impor dapat ditekan. "Kalau lihat solar sudah hampir mencukupi seluruh kebutuhan nasional, bahkan avtur 2020 melebihi kebutuhan dan bisa ekspor," kata Soerjaningsih.
Masuk PSN, nasib Kilang Bontang malah terkatung-katung
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu proyek Grass Root Refinery (GRR) alias Kilang Bontang milik PT Pertamina resmi masuk dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) tahun ini. Kendati demikian, nasib proyek ini justru belum menemui titik cerah. PT Pertamina sebelumnya menyatakan Kilang Bontang terpaksa ditunda pelaksanaannya dan berfokus pada 5 proyek kilang lainnya. Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM Soerjaningsih menuturkan sejak berakhirnya kerjasama Pertamina dengan mitra, saat ini status Kilang Bontang masih dalam kajian. "Memang ada kerjasama yang berakhir, dan ada masalah lokasi lahan yang dimiliki Pertamina tidak mencukupi. Masih dalam kajian khusus," ujar Soerjaningsih dalam Konferensi Pers Virtual, Senin (18/1). Kendati belumada kejelasan terkait status Kilang Bontang, Doerjaningsih memastikan upaya pemenuhan kebutuhan energi dalam negeri akan terus diupayakan. Soerjaningsih mengungkapkan, seiring proyek kilang yang masih berjalan diharapkan angka impor dapat ditekan. "Kalau lihat solar sudah hampir mencukupi seluruh kebutuhan nasional, bahkan avtur 2020 melebihi kebutuhan dan bisa ekspor," kata Soerjaningsih.