Masuk SDR, yuan butuh penyesuaian



JAKARTA. Mata uang negara China, Yuan sedang dipertimbangkan untuk masuk ke dalam mata uang special drawing rights (SDR).

Lembaga Moneter Internasional (IMF) akan memutuskan hal ini dalam pertemuan 30 November mendatang.

Faisyal, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures mengatakan, yuan memiliki peluang cukup besar untuk masuk dalam SDR.


Alasannya, tingkat pertumbuhan ekonomi China yang cukup tinggi.

“China merupakan negara dengan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika Serikat,” ujarnya.

Namun, Faisyal menilai yuan butuh penyesuaian lebih lanjut untuk digunakan sebagai mata uang global dan dipakai sebagai mata uang safe haven.

Hal ini mengingat sebagian besar negara di dunia masih menggunakan dollar AS dalam transaksi perdagangan.

Di samping itu, setiap mata uang yang tergabung dalam SDR memiliki keunggulan tersendiri.

Misalnya, Yen didukung oleh negara Jepang yang kuat sebagai negara industri.

Demikian juga mata uang Euro dengan Jerman sebagai negara industri terkuat di Eropa.

“Sementara di China belum ada sektor unggulan selain daya saing produknya lantaran harga lebih murah,” imbuh Faisyal.

Meski masuk SDR, menggunakan yuan sebagai mata uang dalam perdagangan tidak mudah.

Menurut Faisyal, transaksi perdagangan antara Indonesia dengan Jepang saja masih menggunakan dollar AS bukan yen.

“Secara nilai tukar yuan mungkin lebih menguntungkan, namun cadangan devisa terbesar saat ini masih dollar AS dan emas,” paparnya.

Oleh karena itu, Faisyal menilai China perlu menunjukkan keunggulannya agar yuan mampu bersaing dengan mata uang lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto