Masuk Topik Bahasan di G20, UMKM Jadi Kunci Pengentasan Kemiskinan Global



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu tulang punggung ekonomi Indonesia. Saking krusialnya UMKM dalam perekonomian, pada Presidensi G20 Indonesia 2022 pengembangan UMKM menjadi salah satu cara dalam pengentasan kemiskinan.

Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan, UMKM menjadi bagian penting dalam strategi pengentasan kemiskinan global. Menurutnya, peran UMKM terlihat dalam beberapa hal. Pertama, UMKM berperan dalam mendorong aktivitas ekonomi seperti menjadi sumber pendapatan dan juga sumber pekerjaan, terutama bagi kelompok miskin dan termarjinalkan.

Kedua, UMKM juga berperan sebagai penyedia jasa-jasa penting bagi masyarakat. Misalnya UMKM yang bergerak di bidang kesehatan, pendidikan, dan juga UMKM yang menyediakan layanan jasa terkait utilitas seperti air bersih, sampah dan sebagainya.

Terakhir, UMKM juga berperan dalam perbaikan dan konservasi lingkungan misalnya UMKM yang bergerak di bidang pertanian, perikanan dan yang lainnya.

Baca Juga: Menkeu AS Ajak G20 Terapkan Price Cap ke Minyak Rusia, Sri Mulyani Jawab Begini

Apalagi secara ukuran, UMKM juga cukup besar karena berdasarkan data Bank Dunia terdapat 365 juta-445 juta UMKM di negara berkembang dengan komposisi 25 juta-30 juta usaha formal kecil dan menengah, 55 juta-70 juta usaha mikro formal dan sekitar 285 juta-345 juta usaha informal.

"Besarnya ukuran usaha ini menunjukkan pentingnya UMKM," ujar Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis (21/7).

Teguh juga mengatakan, berdasarkan data dari Bank Dunia, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan ekstrim, yaitu mereka yang hidup di bawah US$ 1,9 per hari sekitar 689 juta orang tahun 2019. Menurutnya, UMKM mengurangi kemiskinan ekstrim karena UMKM memberikan lapangan pekerjaan dan penghasilan.

Hal itu juga merujuk dari laporan yang dikeluarkan salah satu unit PBB, United Nations, Department of Economic and Social Affairs (atau UN DESA), sebanyak 4 dari 5 atau 80% pekerjaan di sektor formal baru diciptakan dari UMKM.

Teguh berpandangan, UMKM Indonesia mampu memenuhi peran sebagai pengentas kemiskinan global. Sebab, UMKM di Indonesia selalu menjadi tulang punggung bagi perekonomian Indonesia. Dirinya mencontohkan pada krisis 1998 dan krisis Covid-19 banyak pekerja formal kehilangan pekerjaan dan justru diserap UMKM. "Hal ini menunjukkan bahwa UMKM memainkan peran yang penting," katanya.

Namun demikian, Teguh menilai, UMKM Indonesia perlu naik kelas dan berkembang lebih baik. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan, yakni akses kepada digital untuk ekspansi pasar. Selain itu UMKM perlu mendapatkan akses kepada pembiayaan yang affordable. Selanjutnya, UMKM juga harus didorong menjadi bagian rantai pasok global.

"Dalam beberapa sektor tertentu, UMKM telah menjadi rantai pasok penting, misalnya dalam industri otomotif dan tekstil," ujarnya.

Karenanya, Teguh menyarankan berbagai kebijakan diarahkan untuk menjawab masalah di atas. Misalnya, pemerintah dan sektor swasta perlu mendorong UMKM lebih aktif untuk integrasi dengan teknologi digital.

Lalu terkait pembiayaan, pemerintah perlu mengonsolidasikan seluruh bantuan UMKM ke dalam satu bentuk dukungan pembiayaan yang koheren. Selain juga merupakan bagian dari konsolidasi fiskal, konsolidasi bantuan juga akan meningkatkan besaran dukungan pembiayaan per unit UMKM sehingga akan menimbulkan efek dorong yang lebih kuat.

Terakhir, pemerintah dan swasta perlu membantu UMKM menjadi rantai pasokan. Beberapa kementerian dan lembaga telah memiliki inisiatif untuk membantu UMKM menjadi pemasok bagi beberapa perusahaan/BUMN.

"Misalnya program Pasar Digital UMKM (PADI UMKM) yang dimiliki oleh Kementerian BUMN merupakan upaya untuk mengintegrasikan UMKM dengan BUMN," imbuhnya.

Baca Juga: Pentingnya Peran UMKM Sebagai Tulang Punggung Program Pengetasan Kemiskinan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat