Masuknya Pasokan Valas Belum Jamin Sokong Otot Rupiah, Ini Alasannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Bank Indonesia (BI) menunjukkan, devisa hasil ekspor (DHE) yang masuk ke perbankan dalam negeri dalam tujuh bulan pertama tahun ini, sudah mencapai 93,5% dari total ekspor periode Januari 2022 hingga Juli 2022. 

Adapun total nilai ekspor pada periode tersebut adalah sekitar US$ 166,70 miliar. Dengan demikian, DHE yang berhasil masuk ke perbankan dalam negeri sekitar US$ 155 miliar. 

Dengan demikian, memang ada pasokan valas yang masuk ke dalam negeri. Namun, ini bukan berarti menjamin pergerakan nilai tukar rupiah tak bebas dari ancaman pelemahan kurs. 

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual melihat, masih ada beberapa peristiwa yang membutuhkan valas dan bahkan mengurangi pasokan valas.  

Baca Juga: Sepanjang Januari-Juli 2022, Sekitar 93,5% Devisa Hasil Ekspor Masuk ke Dalam Negeri

“Jadi, memang seiring perbaikan ekonomi, otomatis permintaan valas meningkat. Impor terutama barang baku naik, kemudian butuh kredit modal kerja yang likuiditas valas,” terang David kepada Kontan.co.id, Senin (31/10). 

Kemudian, ada arus modal asing yang hengkang dari investasi portofolio. Pun kepemilikan asing dari surat berharga negara (SBN) juga turun. Bahkan, dari data yang dilihat David, asing yang hengkang hingga periode berjalan mencapai sekitar US$ 10 miliar. 

Selain itu, Indonesia juga membutuhkan valas untuk membayar utang luar negeri jangka pendek. Kemudian, ada kebutuhan valas untuk melakukan refinancing di beberapa sektor. 

Dengan demikian, Indonesia memang perlu untuk getol memupuk valas. Ini juga merupakan upaya untuk memperkuat otot rupiah di tengah imbas ketidakpastian yang terjadi di dunia internasional. 

Baca Juga: Ini Alasan Eksportir Masih Parkir Devisa Hasil Ekspor di Luar Negeri

David mengatakan ada beberapa opsi yang bisa dilakukan.

Pertama, mempertajam peraturan terkait DHE. dalam hal ini, BI bisa mempertimbangkan instrumen swap yang lebih panjang untuk memberi kepastian terhadap kurs, bila para eksportir sudah memasukkan DHE ke perbankan dalam negeri. 

“Jadi, mereka bisa mendapatkan opsi kurs yang lebih baik untuk 2 hingga 3 bulan ke depan, atau bahkan 6 bulan ke depan. Mereka akan merasa secure (aman) ketika mereka membutuhkan valas untuk keperluan impor dan pembayaran utang,” tambah David. 

Editor: Noverius Laoli