Masyarakat Getol Belanja Daring, Nilai Transaksi E-Commerce Diperkirakan Meningkat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) masih optimistis total nilai transaksi e-commerce pada tahun ini akan naik 31,1% yoy, atau mencapai Rp 526 triliun. Pun dengan volume penjualan e-commerce diperkirakan meningkat 58,1% yoy menjadi 4.539 juta.

Analis makroekonomi Bank Danamon Irman Faiz optimistis, perkiraan bank sentral tersebut akan tercapai. Apalagi, mengingat belanja secara daring merupakan alternatif yang dipilh masyarakat selama pandemi ini.

“Target transaksi e-commerce dapat tercapai, karena perilaku konsumen mulai masif bergeser ke e-commerce sejak pandemi Covid-19,” jelas Faiz kepada Kontan.co.id, Senin (25/4).


Baca Juga: IdEA Optimistis Nilai Transaksi E-Commerce Tahun Ini Akan Sesuai Perkiraan BI

Selain itu, Faiz juga melihat adanya ekspektasi perbaikan dari sisi konsumsi rumah tangga, sehingga belanja baik secara daring maupun secara langsung ke toko ritel akan meningkat. Ini pun bermuara pada perbaikan pertumbuhan konsumsi rumah tangga.

Untuk menjaga momentum tersebut, Faiz kemudian mengimbau pemerintah untu tetap menjaga keberlanjutan perbaikan ekonomi domestik. Karena, ini akan memengaruhi kepercayaan konsumen untuk berbelanja.

Sejauh ini, memang konsumsi membaik. Namun, tidak terlalu optimal karena konsumen masih terindikasi berjaga-jaga bila ada kasus baru Covid-19 yang menyebabkan retriksi mobilitas.

Ini pun sebenarnya terlihat dari survei BI, di mana rata-rata rasio pendapatan konsumen yang ditabung atau saving to income ratio naik tipis menjadi 15,9% pada Maret 2022, dibandingkan bulan Februari 2022 yang sebesar 15,7%.

Faiz menganggap, kesiapan dan langkah mitigasi untuk skenario terbaik bila ada peningkatan kasus harian Covid-19 harus disiapkan. Ini untuk memperkokoh keyakinan konsumen untuk berbelanja.

Baca Juga: Celios Optimistis Nilai Transaksi E-Commerce Tahun Ini Lampaui Perkiraan BI

Selain itu, Faiz juga menilai masyarakat kelas menengah ke bawah harus diberi bantuan berupa bantuan sosial (bansos) maupun bantuan langsung tunai (BLT), terutama ketiga harga-harga meningkat, seperti bahan bakar dan kebutuhan dasar.

Ketersediaan pasokan barang juga dinilai menjadi kunci penting dalam menjaga permintaan masyarakat. Dengan demikian, suplai dan juga distribusi barang harus diperhatikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto