JAKARTA. Keinginan PT BW Plantation Tbk (BWPT) meraup dana segar lewat penerbitan saham baru (rights issue) tak semulus harapan. Sebab, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memberi izin aksi korporasi ini, sementara investor juga menentangnya. Sedianya, emiten saham perkebunan ini berharap meraih pernyataan efektif OJK, Senin (24/11). Namun hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kemarin, surat yang ditunggu itu tak juga datang. Alhasil, para pemilik modal yang memenuhi kuorum 75,86% itu bubar jalan. "Masalah logistik saja," kilah Kelik Irwantono, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BWPT, kemarin. Ia berharap BWPT bisa meraih izin OJK sebelum pertemuan pemegang saham, Kamis (27/11). OJK belum menjelaskan alasan tak mengizinkan rights issue BWPT. Sampai berita ini diturunkan, jurnalis KONTAN gagal mendapatkan penjelasan dari pejabat OJK. Sekadar berkilas balik, BWPT akan menerbitkan 27,02 miliar unit saham baru atau 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawarannya adalah Rp 400 per saham. Setiap satu saham lama berhak atas enam hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).
Masyarakat investor tolak rights issue BWPT
JAKARTA. Keinginan PT BW Plantation Tbk (BWPT) meraup dana segar lewat penerbitan saham baru (rights issue) tak semulus harapan. Sebab, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum memberi izin aksi korporasi ini, sementara investor juga menentangnya. Sedianya, emiten saham perkebunan ini berharap meraih pernyataan efektif OJK, Senin (24/11). Namun hingga Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), kemarin, surat yang ditunggu itu tak juga datang. Alhasil, para pemilik modal yang memenuhi kuorum 75,86% itu bubar jalan. "Masalah logistik saja," kilah Kelik Irwantono, Direktur Keuangan dan Sekretaris Perusahaan BWPT, kemarin. Ia berharap BWPT bisa meraih izin OJK sebelum pertemuan pemegang saham, Kamis (27/11). OJK belum menjelaskan alasan tak mengizinkan rights issue BWPT. Sampai berita ini diturunkan, jurnalis KONTAN gagal mendapatkan penjelasan dari pejabat OJK. Sekadar berkilas balik, BWPT akan menerbitkan 27,02 miliar unit saham baru atau 85,71% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Harga penawarannya adalah Rp 400 per saham. Setiap satu saham lama berhak atas enam hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD).