Masyarakat Kelompok Menengah Terbebani Kenaikan Harga Pangan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tabungan masyarakat kelas menengah ke bawah kemungkinan akan terkuras akibat kenaikan harga pangan. 

Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Yusuf Rendy Manilet menilai, kelompok menengah ke bawah yang belum sepenuhnya memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Alhasil, ketika kenaikan harga pangan terjadi, maka tabungan mereka akan terkuras untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kemungkinan lain, Yusuf juga menduga, penyaluran bansos pangan yang diberikan untuk memitigasi risiko permasalahan pangan awal tahun ini sebagian disalurkan bukan pada yang seharusnya.


“Ada kelompok penerima bantuan yang tidak termasuk dalam golongan yang seharusnya mendapatkan bantuan. Artinya lagi-lagi masalah exclusion error itu masih atau terjadi pada penyaluran bantuan pemerintah menjelang Ramadan ini,” tutur Yusuf kepada Kontan, Jumat (8/3).

Baca Juga: Kenaikan Harga Pangan Bisa Bikin Masyarakat Kelas Menengah Rentan Jatuh Miskin

Maka dari itu, untuk melindungi masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah, pemerintah perlu terus berupaya menjaga harga pangan, terutama ketika survei kemiskinan yang dilakukan oleh BPS itu dilakukan.

Akan tetapi, jika pemerintah belum mampu untuk menurunkan harga kebutuhan pokok terutama untuk komoditas pangan. maka ada peluang indikator kemiskinan yang akan dikeluarkan BPS nantinya bisa mengalami peningkatan.

Berkaca pada data kemiskinan September 2022 silam, dimana saat itu inflasi mengalami kenaikan, yang dipicu oleh naiknya harga BBM dan beberapa indikator yang mengerek inflasi lainnya, garis kemiskinan pada bulan September 2022 mengalami peningkatan, menjadi Rp 535.547 per kapita per bulan dari yang sebelumnya Rp 505.469 per kapita per bulan. Angka tersebut naik 6%.

Ia membandingkan dengan beberapa kebutuhan pokok saat ini yang mengalami peningkatan di kisaran  4% sampai dengan 6%.

Baca Juga: Emiten Ritel Jaring Berkah Hari Raya

“Hal ini yang kemudian menjadi dasar saya memproyeksikan ada peluang jika sampai dengan bulan Ramadan nanti harga tidak bisa ditekan, ini juga akan ikut mempengaruhi terhadap rilis data kemiskinan untuk bulan Maret 2024,” ungkapnya.

Yusuf memproyeksikan, angka kemiskinan tahun ini akan berada di kisaran 9,5% hingga 9,7%, atau meningkat dari Susenas Maret 2023 menunjukkan bahwa angka kemiskinan nasional baru mencapai 9,36%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi