JAKARTA. Survei Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan, elektabilitas bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo alias Jokowi mengalami penurunan. Peneliti PDB Agus Herta Sumarto mengatakan, lembaganya membandingkan dengan data elektabilitas para capres mulai September 2013. “PDB mengukur elektabilitas para bakal capres mulai dari bulan September 2013 lalu, hingga bulan Maret 2014 kemarin,” kata Agus, saat memaparkan hasil survei PDB, di Jakarta, Rabu (2/4). Pada September 2013, kata dia, elektabilitas Jokowi sebesar 36%. Sebulan kemudian, naik menjadi 37,6%. Namun, pada bulan November, elektabilitas Jokowi turun menjadi 33,5%. Pada Januari 2014, elektabilitas Jokowi turun cukup jauh ke angka 28%. Sementara, pada Februari 2014, elektabilitas Jokowi kembali naik menjadi 31,4%. Namun pada bulan Maret, kembali turun ke angka 29,8%. “Dengan catatan, bulan Maret yang kami ukur di sini adalah 1-14 Maret, sebelum Jokowi dideklarasikan. Setelah deklarasi, mungkin suaranya akan naik lagi, namun grafik sejauh ini menunjukkan suara Jokowi turun,” ujar Agus. Menurut Agus, penurunan elektabilitas Jokowi karena masyarakat mulai bosan dan jenuh terhadap ekspose media terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.
Masyarakat mulai bosan, elektabilitas Jokowi turun
JAKARTA. Survei Pusat Data Bersatu (PDB) menunjukkan, elektabilitas bakal calon presiden Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Joko Widodo alias Jokowi mengalami penurunan. Peneliti PDB Agus Herta Sumarto mengatakan, lembaganya membandingkan dengan data elektabilitas para capres mulai September 2013. “PDB mengukur elektabilitas para bakal capres mulai dari bulan September 2013 lalu, hingga bulan Maret 2014 kemarin,” kata Agus, saat memaparkan hasil survei PDB, di Jakarta, Rabu (2/4). Pada September 2013, kata dia, elektabilitas Jokowi sebesar 36%. Sebulan kemudian, naik menjadi 37,6%. Namun, pada bulan November, elektabilitas Jokowi turun menjadi 33,5%. Pada Januari 2014, elektabilitas Jokowi turun cukup jauh ke angka 28%. Sementara, pada Februari 2014, elektabilitas Jokowi kembali naik menjadi 31,4%. Namun pada bulan Maret, kembali turun ke angka 29,8%. “Dengan catatan, bulan Maret yang kami ukur di sini adalah 1-14 Maret, sebelum Jokowi dideklarasikan. Setelah deklarasi, mungkin suaranya akan naik lagi, namun grafik sejauh ini menunjukkan suara Jokowi turun,” ujar Agus. Menurut Agus, penurunan elektabilitas Jokowi karena masyarakat mulai bosan dan jenuh terhadap ekspose media terhadap Gubernur DKI Jakarta itu.