KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di Indonesia, sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebar luas hingga ke wilayah laut. Bahkan riset yang dilakukan oleh Dr. Jenna Jambeck pada tahun 2015, menempatkan Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia yang membuang sampah plastik ke lautan. Hal ini tentunya bukan merupakan ‘prestasi’ yang baik. Selain mencemari lingkungan, ini mencemari nama baik Indonesia di mata dunia. Bahaya daripada polusi plastik sudah sangat memprihatinkan. Seringkali kita melihat berita satwa laut tidak sengaja memakan plastik, sedotan plastik di hidung kura-kura atau kantong plastik di dalam perut paus di Wakatobi hingga 5,9 kg plastik. Selain ekosistem laut yang terancam karena plastik, manusia pun juga. Temuan yang dilakukan oleh beberapa peneliti di Medical University of Vienna tahun lalu menemukan pertama kalinya bahwa mikroplastik sudah terdapat pada tubuh manusia. Melihat fakta-fakta tersebut perlu adanya suatu gerakan bersama sebagai upaya pengurangan sampah plastik agar di tahun 2025 kita bisa mengurangi sampah plastik sebesar 70%, sesuai dengan target nasional untuk mengurangi sampah plastik di laut. “Pemerintah dan pihak swasta harus terdepan untuk memastikan Indonesia bebas sampah plastik. Kebijakan pelarangan plastik sekali pakai tidak boleh ditunda lagi sembari sampah plastik yang sudah terlanjur ada harus terkelola dengan baik. Masyarakat akan membantu pemerintah untuk memastikan Indonesia bebas sampah plastik,” ujar Bustar Maitar, dari Pandu Laut Indonesia dalam keterangan resminya, Kamis (11/7).
Masyarakat sipil akan pawai besar besaran tolak plastik sekali pakai
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di Indonesia, sampah plastik tidak hanya menjadi masalah di wilayah darat saja, tapi juga sudah menyebar luas hingga ke wilayah laut. Bahkan riset yang dilakukan oleh Dr. Jenna Jambeck pada tahun 2015, menempatkan Indonesia sebagai negara kedua terbesar di dunia yang membuang sampah plastik ke lautan. Hal ini tentunya bukan merupakan ‘prestasi’ yang baik. Selain mencemari lingkungan, ini mencemari nama baik Indonesia di mata dunia. Bahaya daripada polusi plastik sudah sangat memprihatinkan. Seringkali kita melihat berita satwa laut tidak sengaja memakan plastik, sedotan plastik di hidung kura-kura atau kantong plastik di dalam perut paus di Wakatobi hingga 5,9 kg plastik. Selain ekosistem laut yang terancam karena plastik, manusia pun juga. Temuan yang dilakukan oleh beberapa peneliti di Medical University of Vienna tahun lalu menemukan pertama kalinya bahwa mikroplastik sudah terdapat pada tubuh manusia. Melihat fakta-fakta tersebut perlu adanya suatu gerakan bersama sebagai upaya pengurangan sampah plastik agar di tahun 2025 kita bisa mengurangi sampah plastik sebesar 70%, sesuai dengan target nasional untuk mengurangi sampah plastik di laut. “Pemerintah dan pihak swasta harus terdepan untuk memastikan Indonesia bebas sampah plastik. Kebijakan pelarangan plastik sekali pakai tidak boleh ditunda lagi sembari sampah plastik yang sudah terlanjur ada harus terkelola dengan baik. Masyarakat akan membantu pemerintah untuk memastikan Indonesia bebas sampah plastik,” ujar Bustar Maitar, dari Pandu Laut Indonesia dalam keterangan resminya, Kamis (11/7).