KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia rebound pada transaksi perdagangan hari ini (25/9). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.57 waktu Taipei, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,335 per dollar AS. Sementara, ringgit Malaysia menguat 0,3% menjadi 3,0637, won Korea Selatan menguat 0,2% menjadi 1.117,88, dan yuan China menguat 0,07% menjadi 6,3047. Penguatan mata uang Asia juga tercermin pada pergerakan Asia Dollar Index yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang. Hari ini, Asia Dollar Index naik 0,10% setelah kemarin turun 0,18%. Sebaliknya, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index malah mencatatkan penurunan terbesar sejak 2 Agustus lalu setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande berselisih pendapat mengenai waktu pelaksanaan penyatuan perbankan pada akhir pekan lalu. "Pelemahan yang terjadi kemarin merupakan level yang baik bagi para eksportir untuk melepas dollar mereka. Saya rasa, penguatan mata uang Asia tidak akan berlangsung lama mengingat kecemasan investor masih tertuju pada apa yang terjadi di Eropa," jelas Radhika Rao, ekonom Forecast Pte di Singapura. Sementara itu, di negara Asia lainnya, peso Filipina menguat 0,1% menjadi 41,72 per dollar. Sedangkan rupiah Indonesia menguat 0,1% menjadi 9.579, baht Thailand menguat 0,1% menjadi 30,93, dan dong Vietnam melemah 0,1% menjadi 20.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Mata uang Asia rebound dari pelemahan kemarin
KUALA LUMPUR. Mayoritas mata uang Asia rebound pada transaksi perdagangan hari ini (25/9). Data Bloomberg menunjukkan, pada pukul 10.57 waktu Taipei, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,335 per dollar AS. Sementara, ringgit Malaysia menguat 0,3% menjadi 3,0637, won Korea Selatan menguat 0,2% menjadi 1.117,88, dan yuan China menguat 0,07% menjadi 6,3047. Penguatan mata uang Asia juga tercermin pada pergerakan Asia Dollar Index yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif di luar yen Jepang. Hari ini, Asia Dollar Index naik 0,10% setelah kemarin turun 0,18%. Sebaliknya, Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index malah mencatatkan penurunan terbesar sejak 2 Agustus lalu setelah Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Francois Hollande berselisih pendapat mengenai waktu pelaksanaan penyatuan perbankan pada akhir pekan lalu. "Pelemahan yang terjadi kemarin merupakan level yang baik bagi para eksportir untuk melepas dollar mereka. Saya rasa, penguatan mata uang Asia tidak akan berlangsung lama mengingat kecemasan investor masih tertuju pada apa yang terjadi di Eropa," jelas Radhika Rao, ekonom Forecast Pte di Singapura. Sementara itu, di negara Asia lainnya, peso Filipina menguat 0,1% menjadi 41,72 per dollar. Sedangkan rupiah Indonesia menguat 0,1% menjadi 9.579, baht Thailand menguat 0,1% menjadi 30,93, dan dong Vietnam melemah 0,1% menjadi 20.880. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News