Mata Uang Asia Tak Lagi Perkasa, Rupiah Memble



SHANGHAI. Mata uang Asia melemah terhadap dolar AS, dipimpin oleh rupiah yang seiring sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan yang juga terjungkal pada hari ini.

Rupiah, mata uang yang paling loyo sebulan terakhir ini, kian mendekati level yang paling lemah setelah pemerintah membeberkan bahwa perekonomian negeri ini menggelinding sangat pelan di sepanjang enam kuartal terakhir ini. Sementara itu 7 dari 10 mata uang di Asia kecuali Jepang juga letoi hari ini sejalan dengan MSCI Asia Pacific Index terpeleset 1% dropped 1%. "Kita tidak pernah melihat net selling saham-saham Asia menjadi faktor utama melemahnya mata uang," tutur David Mann, senior strategist Standard Chartered Plc di Hong Kong. "Mata uang Asia akan tetap melemah hingga separonya hingga paruh pertama tahun depan," imbuhnya. Rupiah sempat tergelincir 0,8% menjadi 11.950 per dolar AS pada pukul 12.16 di Jakarta. Rupiah kian loyo di level 11.957 pada pukul 15.46. Kemarin, rupiah berada di level 12.225, paling lemah sejak September 1998. Sedangkan Ringgit Malaysia juga terjungkal 0,2% menjadi 3,6087 per dolar AS di Kuala Lumpur. Benchmark indeks saham di China, Hong Kong, India, Indonesia, Singapore, Thailand dan Vietnam juga telah terperosok lebih dari 50% tahun ini. "Pertumbuhan menyisakan keprihatinan yang mendalam untuk emerging market di Asia," kata Goh Puay Yeong, currency strategist Barclays Plc di Singapura. "Hal ini akan berlanjut pada pelemahan mata uang mereka," imbuhnya. Rupiah, telah terjerembap 18% bulan lalu, kemungkinan akan semakin kehilangan keperkasaannya menjadi 12.500 per dolar AS.   Ringgit diperdagangkan mendekati level yang paling rendah sejak tahun 2006 sejalan dengan saham yang juga terjungkal. Penyebabnya, ekspor Malaysia ke negara-negara kunci seperti Jepang, AS dan Singapura ikut mengecil. Saat ini, tiga negara tersebut hanya mengusung 37% dari total ekspor Malaysia. "Fundamental perekonomian kini tengah melemah dan ringgit juga diperdagangkan dengan sentimen yang sejalan dengan pasar global," kata Gundy Cahyadi, ekonom IDEAglobal di Singapore. "Masalahnya adalah, sampai seberapa lama otoritas mempertahankan intervensi di currency market," katanya. Ringgit mencerminkan mata uang negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti rupiah maupun peso di tengah spekulasi Bank Negara Malaysia membeli mata uang lokal untuk memperlambat depresiasi. Pada pukul 13.57 waktu Tokyo, yen perkasa terhadap dolar dan bertengger pada posisi 96,53. Sebelumnya, posisi yen berada di level 97,03 di New York. Yoshida memprediksi, yen akan terus mengalami penguatan terhadap dolar hari ini menjadi 96,20. Selain itu, yen juga mengalami penguatan terhadap dolar Australia dan poundsterling Inggris seiring dengan anjloknya saham-saham acuan di kawasan regional. Dong Vietnam dan baht Thailand sedikit berubah, diperdagangkan di level 16.977 dan 35,04 terhadap dolar AS . Yuan China masih bertahan untuk bertengger di level 6,8300 dari 6,8284 sejak kemarin di Shanghai. Sementara itu dolar Taiwan melandai 0,1% menjadi NT$ 33,276 dan won Korea Selatan melemah 0,2% menjadi 1450,70. Sedangkan dolar Singapore jatuh 0,1% menjadi S$ 1,5289 dan rupee India juga melemah 0,2% menjadi 49,75 dan peso Filipina tergelincir 0,1% menjadi 49,987.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: