Mata Uang Asia Tertekan, JPY, THB, SGD Masih Bisa Dicermati



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mayoritas mata uang Asia masih berada dalam tekanan dolar Amerika Serikat (AS). Meski begitu, sejumlah mata ini mampu menjaga ketahannya dan mengungguli 'the greenback'.

Sejumlah pasangan mata uang, seperti USD/JPY dan USD/THB mencatatkan koreksi. Artinya, Yen Jepang dan Thailand Baht menguat terhadap dolar AS.

Berdasarkan Trading Economics, pairing USDJPY melemah 0,08% sepekan terakhir ke 150,87 pada Rabu (4/12) pukul 18.51 WIB. Adapun USDTHB sepekan terakhir turun 0,52% ke 34,30.


Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong menilai JPY masih melanjutkan penguatan setelah menyentuh level intervensi Bank of Japan (BoJ) minggu lalu. Yen kembali menguat oleh harapan kenaikan suku bunga pada pertemuan Desember ini setelah pernyataan sikap hawkish Gubernur BoJ, Kazuo Ueda akhir pekan lalu.

Baca Juga: Pelemahan Dolar AS Mengangkat Prospek Mata Uang Asia

Menurut Lukman, JPY sebetulnya masih akan terus range bound, tertekan oleh tingkat suku bunga yang tinggi. "Namun harapan pengetatan BoJ akan terus mendukung dari waktu ke waktu, sehingga akan rutin mengintervensi ketika Yen melemah ke level tertentu," ujarnya kepada Kontan.co.id, Selasa (3/12).

Walau range-bound, Lukman melihat, JPY menawarkan kesempatan yang cukup bagus bagi investor untuk buy low dan sell high. Meski, lanjutnya investor perlu mengantisipasi range pergerakan yang sangat besar. Karenanya, ia melihat rentang yang baik ntuk buy berkisar 140-145 dan range untuk sell 155-160.

Lalu untuk THB, Lukman menilai penguatan ke depan tidak akan terlalu signifikan. Sebab, kepentingan Thailand sebagai eksportir dan tujuan wisata bisa terancam oleh penguatan Baht.

Baca Juga: Mayoritas Mata Uang Asia Melemah, Intip Prospeknya di Pekan Ini

Selain kedua mata uang itu, SGD dinilai juga menarik untuk dicermati lantaran mata uang tersebut memiliki karakteristik JPY. Monetary Authority of Singapore (MAS) menggunakan kurs SGD sebagai instrumen untuk menjaga inflasi.

"Mereka memiliki cadangan devisa yang sangat besar, kira-kira sebesar PDB sendiri sehingga akan selalu bisa mendikite nilai SGD. Jadi investor bisa buy SGD di kisaran 1.3000 dan sell di 1.3500," tutup Lukman.

Selanjutnya: Investing on Climate: Ada Peluang Bisnis Lewat Investasi Ketahanan Iklim

Menarik Dibaca: VP Scentplus: Peran Mentorship Penting bagi Kesuksesan Bisnis dan Karier

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat