SINGAPURA. Mata uang Asia kembali menunjukkan taringnya. Kondisi ini terjadi setelah China melaporkan nilai ekspor di Juni yang menembus rekor tertinggi. Selain itu, adanya kenaikan prediksi untuk pertumbuhan ekonomi Korea Selatan di 2010 juga turut mendongkrak permintaan aset-aset di kawasan regional. Berdasarkan data Bloomberg-JP Morgan Asia Dollar Index--yang mengukur pergerakan 10 mata uang Asia paling aktif di luar Jepang--mengalami kenaikan dalam lima minggu terakhir. Disinyalir, adanya kenaikan tingkat suku bunga acuan di India, Korea Selatan, Malaysia, dan Taiwan menjadi daya tarik bagi para investor yang menginginkan imbal hasil (yield) tinggi. Sebagai perbandingan saja, tingkat suku bunga di AS mendekati nol, sementara di kawasan Eropa adalah 1%. Sedangkan di India, suku bunganya mencapai 4% dan 2,75% di Malaysia.
“Para pembuat kebijakan memiliki pandangan positif atas prediksi perekonomian dalam beberapa minggu terakhir. Mata uang Asia pasti mendapat angin positif dari kondisi ini,” papar Brian Jackson, Emerging Markets Strategist di Royal Bank of Canada di Hong Kong.